Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Hasil Kebudayaan Praaksara yang Berbentuk Keranda seperti Lesung dengan Penutup
9 November 2024 23:37 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hasil kebudayaan praaksara yang berbentuk keranda seperti lesung dengan penutup menjadi salah satu temuan penting dalam penelitian arkeologi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Penemuan ini memiliki peranan yang signifikan dalam memahami kehidupan dan kebudayaan manusia pada masa prasejarah.
Secara umum, keranda seperti lesung dengan penutup ini menunjukkan adanya praktik pemakaman yang melibatkan benda-benda khas budaya tertentu.
Hasil Kebudayaan Praaksara yang Berbentuk Keranda Seperti Lesung dengan Penutup
Hasil kebudayaan praaksara yang berbentuk keranda seperti lesung dengan penutup disebut sarkofagus.
Mengutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, sarkofagus adalah sebuah peti atau kuburan batu yang digunakan oleh berbagai peradaban kuno sebagai tempat penyimpanan jenazah.
Benda ini sering ditemukan di banyak budaya, termasuk Mesir, Roma, dan Yunani, dan memiliki makna spiritual yang mendalam.
Biasanya terbuat dari batu besar yang dilubangi dan diberi penutup, sarkofagus berfungsi untuk melindungi jenazah serta dipercaya bisa melindungi roh orang yang meninggal dalam perjalanan menuju alam baka.
ADVERTISEMENT
Sarkofagus pertama kali muncul di peradaban Mesir Kuno dan kemudian menyebar ke berbagai wilayah lain seperti Yunani, Roma, dan beberapa budaya prasejarah .
Di Mesir, sarkofagus terbuat dari batu granit atau kayu, sering dihiasi dengan tulisan hieroglif yang menggambarkan kehidupan orang yang meninggal dan harapan untuk perjalanan roh mereka.
Desain sarkofagus ini tidak hanya berfungsi untuk melindungi tubuh dari pembusukan, tetapi juga melindungi roh dari gangguan makhluk halus.
Sarkofagus Romawi lebih sederhana dibandingkan dengan sarkofagus Mesir, namun sering dihiasi dengan ukiran-ukiran mitologi atau gambaran kehidupan si mayat.
Banyak sarkofagus Romawi yang terbuat dari marmer atau batu pualam yang lebih awet dan simbol status sosial bagi pemiliknya.
Sarkofagus bukan hanya sebagai tempat penyimpanan jenazah, tetapi juga memiliki fungsi simbolis yang sangat penting.
ADVERTISEMENT
Dalam kebudayaan kuno, kematian dianggap sebagai awal dari perjalanan roh menuju dunia lain.
Oleh karena itu, desain dan bahan yang digunakan dalam pembuatan sarkofagus sering kali mencerminkan pandangan masyarakat terhadap kehidupan setelah mati.
Motif yang ditemukan pada sarkofagus, seperti topeng atau gambaran wajah, diperkirakan digunakan untuk melindungi roh orang yang sudah meninggal dari gangguan roh jahat.
Beberapa budaya, termasuk Mesir Kuno, menganggap sarkofagus sebagai sarana untuk memastikan bahwa roh orang yang meninggal dapat melalui perjalanan yang aman menuju kehidupan setelah mati.
Selain itu, dalam beberapa budaya, seperti yang ditemukan di Eropa dan Asia Tenggara, sarkofagus dipandang sebagai "perahu roh," yang dipercaya dapat membawa roh orang yang meninggal menyeberang menuju dunia roh atau alam baka.
ADVERTISEMENT
Ini menunjukkan keyakinan bahwa kematian bukanlah akhir dari kehidupan, tetapi bagian dari perjalanan roh yang lebih besar.
Hasil kebudayaan praaksara yang berbentuk keranda seperti lesung dengan penutup adalah sarkofagus, yang memiliki makna mendalam dalam kepercayaan spiritual masyarakat prasejarah.
Fungsi utama sarkofagus adalah sebagai tempat penyimpanan jenazah, tetapi di balik itu terdapat simbol-simbol spiritual yang menunjukkan penghormatan terhadap kehidupan setelah mati dan perjalanan roh. (Khoirul)