Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Hubungan Ilmu Astronomi dan Ketentuan Agama Islam
14 November 2024 10:10 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Selain itu, orientasi kiblat yang mengarah ke Ka'bah juga membutuhkan pemahaman astronomi untuk penentuan arah yang akurat.
Mengutip dari oif.umsu.ac.id, ilmu astronomi berkembang pesat pada masa kejayaan Islam dan melahirkan banyak ilmuwan besar yang berperan penting dalam sejarah sains dunia.
Hubungan Ilmu Astronomi dan Ketentuan Agama Islam
Hubungan ilmu astronomi dan ketentuan agama Islam sangat erat. Astronomi memainkan peran penting dalam menentukan waktu ibadah dalam Islam . Setiap waktu salat, dari Subuh hingga Isya ditentukan berdasarkan posisi matahari.
Misalnya, salat Subuh dimulai ketika fajar menyingsing dan salat Maghrib dilakukan saat matahari terbenam.
Dengan memahami pergerakan matahari, umat Muslim dapat menjalankan ibadah tepat waktu, meskipun berada di wilayah yang berbeda-beda.
Selain itu, kalender hijriah yang berbasis pada siklus bulan juga berperan penting dalam berbagai kegiatan keagamaan, seperti penentuan awal bulan Ramadan dan Idul Fitri.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itulah ilmuwan Muslim mempelajari ilmu astronomi secara mendalam untuk memastikan ketepatan waktu dalam ibadah.
Dengan adanya astronomi, umat Muslim dapat menjalankan berbagai ketentuan agama dengan akurat dan sesuai syariat.
Astronomi dan Arah Kiblat
Astronomi juga digunakan dalam penentuan arah kiblat yang menghadap Ka'bah di Mekah.
Menghadap ke arah kiblat adalah syarat sahnya salat. Untuk menentukan arah kiblat dibutuhkan keahlian astronomi, terutama bagi umat Muslim yang tinggal jauh dari Mekah.
Pada masa lalu, ilmuwan Muslim mengembangkan alat seperti astrolabe dan kompas untuk membantu menentukan arah kiblat.
Ilmu astronomi membantu umat Muslim memahami lintasan matahari dan bintang yang bermanfaat saat menentukan arah kiblat.
Alat-alat ini digunakan tidak hanya oleh umat Muslim, tetapi juga diterapkan oleh ilmuwan Eropa yang terinspirasi oleh pencapaian ilmu pengetahuan Islam.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, ilmu astronomi dalam Islam tidak hanya memenuhi kebutuhan keagamaan, tetapi juga berkontribusi pada ilmu pengetahuan global.
Pada masa kejayaan Islam, ilmuwan Muslim seperti Al-Battani, Al-Farghani, dan Al-Biruni memberikan kontribusi besar dalam perkembangan ilmu astronomi.
Mereka menciptakan tabel astronomi yang sangat akurat dan mengembangkan teori pergerakan benda langit yang digunakan untuk perhitungan waktu dan arah kiblat.
Banyak karya mereka diterjemahkan ke bahasa Latin dan menjadi referensi penting bagi ilmuwan Eropa pada masa Renaisans.
Hubungan ilmu astronomi dan ketentuan agama Islam ini menggambarkan bagaimana ilmu pengetahuan dan agama berkolaborasi dan menciptakan manfaat yang luas bagi umat manusia. (rudin)
ADVERTISEMENT