Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Ilmuwan Muslim pada Masa Daulah Mamluk dan Fakta Menariknya
15 Mei 2024 18:18 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Ilmuwan muslim pada masa Daulah Mamluk tidak hanya membantu mengembangkan ilmu pengetahuan pada masa itu, tapi juga menyelamatkan peradaban Islam.
ADVERTISEMENT
Kala itu, Baghdad memang dihancurkan oleh Mongol, sehingga ilmuwan muslim pada masa Daulah Mamluk juga harus berusaha untuk berpindah ke Mesir.
Ilmuwan Muslim pada Masa Daulah Mamluk
Dalam buku Selayang Pandang Dinasti Muluk karya Rizem Aizid, dipaparkan bahwa awalnya pusat perkembangan ilmu pengetahuan berpindah ke Mesir, termasuk astronomi, matematika, kedokteran, dan sejarah.
Berikut adalah beberapa ilmuwan muslim pada masa Daulah Mamluk dan hasil karyanya yang bahkan masih relevan hingga saat ini, antara lain Abu al-Hasan Ali bin an-Nafis atau dikenal dengan nama Ibnu Nafis.
Merupakan ilmuwan penting di bidang kedokteran yang berhasil mendeskripsikan peredaran darah dalam tubuh manusia. Dia juga mengemukakan teori pembuluh darah kapiler dan mendokumentasikan sirkuit paru-paru.
ADVERTISEMENT
Selain kedokteran, Ibnu Nafis juga ahli bedah, ahli anatomi, biologi dan fisiologi, juga cakap di bidang filsafat. Ia juga sering mendapat julukan sebagai penerus Ibnu Sina.
Kemudian ada Abdul Mun-im ad-Dimyathi yang merupakan seorang dokter hewan dan ar-Razi yang merupakan seorang perintis psikoterapi.
Lalu ada Shalahuddin bin Yusuf yang merupakan seorang dokter spesialis mata yang juga menulis sebuah buku dengan judul The Light of The Eyes yang membahas tentang kerja baru teori penglihatan optik.
Dalam bidang agama ada Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah yang merupakan seorang reformer pemikiran Islam bermazhab Hambali. Ada juga Imam Ibnu Hajar al-Asqalani yang seorang ahli hadis dari mazhab Syafi’i.
Kemudian, Imam Jalaluddin as-Suyuthi yang seorang ulama dan cendekiawan muslim dengan spesialisasi tafsir al-Quran, fikih, dan ushul fikih. Karya legendarisnya adalah al-Itqan fi Ulum al-Quran.
ADVERTISEMENT
Selain nama yang telah disebutkan di atas, ada beberapa nama lain yang perlu diketahui, misalnya Nashiruddin at-Thusi yang merupakan ahli astronomi dan Abul Faraj al-’Ibri yang merupakan ahli matematika.
Dalam bidang sejarah juga ada beberapa nama, seperti Ibnu Khaldun, Samsudin Ahmad bin Muhammad Khallikan, Abu al-Fida, Ibnu Tafri Birid, al-Suyuthi, dan al-Maqriji.
Demikian adalah sederet ilmuwan muslim pada masa Daulah Mamluk dengan peran pentingnya masing-masing. (SP)