Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Isi Politik Etis di Masa Kolonialisme Belanda
10 September 2023 22:19 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Agar semakin paham tentang politik etis beserta isinya, simak dalam penjelasan berikut ini!
Mengenal Politik Etis
Nana Supriatna, dkk. dalam buku berjudul IPS Terpadu (Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Sejarah) menjelaskan bahwa politik etis muncul tahun 1890 atas desakan golongan liberal dalam parlemen Belanda.
Mereka yang berhaluan progresif tersebut memberikan usulan supaya pemerintah Belanda memberi perhatian kepada masyarakat Indonesia yang telah bersusah payah mengisi keuangan negara Belanda lewat program tanam paksa.
Politik etis mulai dilakukan pada 1901. Ratu Wilhelmina yang baru naik takhta menegaskan dalam pidato pembukaan parlemen Belanda bahwa pemerintah Belanda mempunyai panggilan moral dan hutang budi kepada bangsa pribumi di Hindia Belanda.
Ratu Wilhelmina menuangkan panggilan moral ke dalam kebijakan politik etis yang terangkum dalam program Trias Politika atau Trias Van Deventer.
ADVERTISEMENT
Isi Politik Etis
Drs. Anwar Kurnia dalam buku berjudul IPS 2 SMP Kelas VIII menjelaskan bahwa Trias Van Deventer merupakan politik etis yang ditujukan kepada rakyat Indonesia dengan isi sebagai berikut:
1. Irigasi atau pengairan
Membangun hingga memperbaiki pengairan-pengairan serta bendungan untuk kepentingan pertanian. Tujuannya untuk meningkatkan kesehatan rakyat Indonesia.
2. Transmigrasi
Transmigrasi atau memindahkan penduduk adalah program yang bertujuan untuk meratakan kepadatan penduduk di Indonesia.
Caranya dengan mendirikan permukiman baru di kawasan Sumatra sebagai lokasi perpindahan rakyat di wilayah yang padat penduduknya. Program ini mulai aktif tahun 1901.
3. Edukasi atau pendidikan
Bidang edukasi memberikan pengaruh positif kepada bangsa Indonesia dengan lahirnya kaum terpelajar (kaum intelektual).
Pemerintah kolonial Hindia-Belanda semua berharap dari penyelenggaraan edukasi bisa menyediakan tenaga kerja terdiri yang terampil dan murah.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, kualitas SDM di Indonesia semakin terjamin dan bisa mengurangi permasalah buta huruf di tengah masyarakat. Sayangnya, pada saat itu, hanya kaum pria yang bisa menempuh pendidikan formal.
Tetapi, dalam perkembangannya, sasaran itu melesat. Sebab, dari STOVIA justru muncul kelangan terpelajar Indonesia yang mengobarkan semangat kebangsaan atau nasionalisme.
Mereka menjadi pelopor pergerakan bangsa Indonesia yang menentang pemerintah kolonial Hindia Belanda.
Itulah penjelasan tentang isi politik etis di masa kolonialisme Belanda yang penting diketahui. Semoga membantu! (Ek)