Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Jejak Sejarah Suku Baduy dari Masa ke Masa
11 Oktober 2024 15:47 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Suku Baduy adalah kelompok masyarakat adat yang berada di Provinsi Banten, tepatnya kawasan pegunungan Kendeng, Kabupaten Lebak. Sejarah suku Baduy tak terlepas dari kehidupannya yang sederhana dan komitmen untuk menjaga tradisi mereka.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Ensiklopedia Keragaman Budaya, Nurul Akhmad, (2020: 92), istilah "Baduy" diambil dari sebutan para peneliti Belanda yang mengaitkan mereka dengan kelompok Arab Badawi, yang merupakan suku pengembara (nomaden).
Beberapa orang juga berpendapat bahwa nama ini berasal dari Sungai Baduy dan Gunung Baduy yang terletak di utara wilayah tersebut. Namun, orang Baduy lebih suka menyebut diri mereka sebagai "Urang Kanekes" atau "Orang Kanekes."
Sejarah Suku Baduy
Sejarah suku Baduy menunjukkan mereka berhasil mempertahankan tradisi dan nilai-nilai luhur di tengah perubahan aman. Mereka dikenal sebagai komunitas yang tangguh dan berani melawan upaya penjajahan yang mengancam keberadaan mereka.
Mengutip buku Soul Travel in Baduy: Mencari Jejak Diri di Tanah Baduy, Eni Martini (2013: 2), orang Baduy mengaku sebagai keturunan Batara Cikal, salah satu dari tujuh dewa yang diutus ke bumi.
ADVERTISEMENT
Suku Baduy merupakan bagian dari Kerajaan Padjajaran yang memilih untuk mengasingkan diri ke Pegunungan Kendeng setelah kerajaan tersebut mengalami kekalahan dari Kesultanan Banten pada tahun 1570.
Setelahnya, penyebaran agama Islam mulai meluas di daerah tersebut. Namun, suku Baduy memilih untuk tetap setia pada kepercayaan tradisional mereka, yaitu Sunda Wiwitan, yang mengedepankan hubungan harmonis antara manusia dan alam.
Golongan Suku Baduy
Mengutip situs cimahikota.go.id, populasi suku Baduy adalah sekitar 26.000 jiwa dan terbagi menjadi dua wilayah, yaitu Baduy Luar dan Baduy Dalam. Perbatasan kedua wilayah tersebut ditandai dengan sebuah gubuk bambu.
1. Baduy Dalam
Baduy Dalam tinggal di pedalaman hutan dan terisolasi dari budaya luar. Mereka sangat patuh pada aturan yang ditetapkan oleh pu’un (kepala adat). Masyarakat baduy dalam selalu memakai pakaian berwarna putih dengan pengikat kepala.
ADVERTISEMENT
Untuk mengunjungi wilayah Baduy Dalam, pengunjung memerlukan penunjuk jalan, izin dari pemimpin adat, dan mematuhi ketentuan, seperti larangan membawa kamera.
2. Baduy Luar
Baduy Luar tinggal di Desa Cikadu, Cisagu, Gajeboh, Kaduketuk, dan Kadukolot, yang mengelilingi wilayah Baduy Dalam. Mereka biasanya mengenakan pakaian serba hitam dan mengenakan ikat kepala batik biru tua.
Berbeda dengan Baduy Dalam, Baduy Luar telah terbuka terhadap budaya luar, seperti mendengarkan berita melalui radio. Mereka diperbolehkan menggunakan kendaraan, berpindah-pindah untuk berladang, dan bekerja sebagai buruh tani.
Demikianlah pembahasan mengenai sejarah suku Baduy. Dengan komitmennya terhadap pelestarian tradisi, suku Baduy menjadi bagian penting dari keragaman budaya bangsa. (Nab)
Baca Juga: Rumah Adat Banten Milik Suku Baduy
ADVERTISEMENT