Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.0
Konten dari Pengguna
Julang Ngapak sebagai Bentuk Keberagaman Budaya di Indonesia
23 Januari 2025 21:16 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Julang ngapak merupakan salah satu jenis gaya bangunan rumah adat khas Sunda .
ADVERTISEMENT
Dalam bahasa Indonesia , Julang Ngapak memiliki arti burung yang sedang mengepakkan sayap. Arti tersebut berasal dari julang yang berarti burung dan ngapak yang memiliki arti mengepakkan.
Rumah adat tersebut dinamakan julang ngapak karena desain atap rumahnya yang persis seperti seekor burung yang sedang mengepakkan sayap.
Julang Ngapak, Rumah Adat Sunda
Dikutip dari situs p2k.stekom.ac.id, julang ngapak merupakan rumah adat khas Sunda yang memiliki ciri khas tertentu.
Ciri khas dari rumah adat ini ialah hubungannya yang terdapat pelengkap atap berbentuk cagak gunting. Fungsi dari capit gunting adalah sebagai antisipasi atau pencegahan air hujan yang merembes, utamanya pada bagian pertemuan antara atap.
Rumah-rumah yang berbentuk julang ngapak di antaranya ditemui di daerah Tasikmalaya. Kampung-kampung adat seperti Kampung Dukuh, Kampung Naga, Kuningan, dan tempat-tempat di Jawa Barat lainnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu rumah adat Sunda julang ngapak ini digunakan untuk beberapa bangunan kampus ternama di Indonesia. Kampus tersebut seperti ITB. Rumah adat julang ngapak ini juga sama persis dengan rumah adat lainnya seperti rumah panggung.
Rumah panggung tersebut memiliki kolong yang fungsinya untuk sebagai penanggulangan banjir atau gempa bumi. Bahkan tempat tersebut dimanfaatkan sehagai tempat binatang peliharaan seperti kambing, ayam, dan sapi.
Bisa juga menjadi tempat penyimpanan kebutuhan sehari-hari seperti alat pertanian, dan lain sebagainya. Untuk masuk ke dalam rumah adat julang ngapak, disediakan tangga yang biasa disebut golodog.
Biasanya tangga tersebut terbuat dari kayu atau bambu, bahkan biasanya memiliki hanya tiga anak tangga. Golodog juga berfungsi sebagai tempat membersihkan kaki sebelum naik ke dalam rumah.
ADVERTISEMENT
Rumah adat julang ngapak ini memiliki filosofis mendalam yaitu sebagai manusia tidak hidup di atas langit dan tidak pula hidup di dunia bagian bawah, tetapi berada di tengah-tengah.
Oleh karena itu manusia harus hidup di pertengahan yang direalisasikan dalam bentuk rumah adat Sunda. Filosofis selanjutnya yaitu sebagai bumi yaitu berarti rumah.
Hal ini menggambarkan bahwa rumah bukan hanya sebagai tempat berdiam, rumah merupakan lebih dari sekadar tempat tinggal.
Demikian merupakan penjelasan tentang julang ngapak sebagai keberagaman budaya di Indonesia. (Sis)
Baca Juga: Rumah Adat Banten Milik Suku Baduy