Konten dari Pengguna

Kasus Penembakan Mahasiswa Trisakti, Sejarah Kelam Indonesia

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
12 Desember 2024 14:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kasus Penembakan Mahasiswa Trisakti, Foto:Unsplash/Chris Lawton
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kasus Penembakan Mahasiswa Trisakti, Foto:Unsplash/Chris Lawton
ADVERTISEMENT
Kasus penembakan mahasiswa Trisakti pada 12 Mei 1998 merupakan salah satu momen penting yang tercatat dalam perjalanan sejarah Indonesia. Kejadian ini menjadi bagian dari babak gelap yang mengiringi pergolakan politik di era akhir Orde Baru.
ADVERTISEMENT
Pada hari itu, ribuan mahasiswa turun ke jalan dengan harapan menyuarakan perubahan bagi bangsa, tetapi perjuangan mereka berubah menjadi tragedi yang hingga kini terus dikenang.
Penembakan tersebut tidak hanya mengguncang dunia akademis, tetapi juga menggugah kesadaran kolektif masyarakat tentang pentingnya memperjuangkan nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia.

Kasus Penembakan Mahasiswa Trisakti

Ilustrasi Kasus Penembakan Mahasiswa Trisakti, Foto:Unsplash/Jonas Jacobsson
Kasus penembakan mahasiswa Trisakti terjadi pada tahun 1998. Kasus ini menjadi salah satu peristiwa paling kelam dalam sejarah perjuangan demokrasi Indonesia.
Dikutip dari laman trisaksi.ac.id, tragedi ini terjadi di tengah gelombang aksi demonstrasi mahasiswa yang menuntut reformasi dan pengunduran diri Presiden Soeharto, yang telah berkuasa selama lebih dari tiga dekade.
Demonstrasi yang awalnya berlangsung damai berubah menjadi tragedi berdarah ketika aparat keamanan melepaskan tembakan ke arah para mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Empat mahasiswa Universitas Trisakti gugur dalam peristiwa ini: Elang Mulia Lesmana, Hafidin Royan, Heri Hertanto, dan Hendriawan Sie. Keempatnya menjadi simbol perjuangan mahasiswa dalam menegakkan demokrasi di tengah rezim otoriter.
Insiden ini terjadi di tengah suasana penuh ketegangan, saat krisis ekonomi melanda Indonesia, memicu kemarahan masyarakat terhadap pemerintahan yang dianggap gagal.
Tragedi Trisakti tidak hanya mengundang duka mendalam bagi keluarga korban, tetapi juga memicu kemarahan publik yang lebih luas. Gelombang protes semakin besar setelah kejadian ini, mempercepat jatuhnya rezim Soeharto pada 21 Mei 1998.
Meski berhasil mendorong perubahan politik, kasus Trisakti menyisakan luka mendalam, terutama karena hingga kini belum ada kejelasan hukum terkait pelaku penembakan.
Berbagai pihak telah menyerukan pengusutan tuntas kasus ini, namun proses hukum berjalan lambat dan seringkali menemui jalan buntu.
ADVERTISEMENT
Keempat mahasiswa yang gugur dikenang sebagai pahlawan reformasi, tetapi keluarga korban masih menantikan keadilan yang seharusnya mereka dapatkan.
Tragedi ini juga menjadi pengingat akan pentingnya supremasi hukum dan perlindungan hak asasi manusia di Indonesia.
Hingga saat ini, kasus Trisakti terus menjadi perhatian dalam setiap peringatan reformasi. Peristiwa ini tidak hanya mencerminkan perjuangan mahasiswa dalam menyuarakan perubahan, tetapi juga menegaskan perlunya evaluasi terhadap sistem hukum di Indonesia.
Penuntasan kasus Trisakti bukan hanya kewajiban untuk menghormati para korban, tetapi juga langkah penting untuk memastikan peristiwa serupa tidak terjadi lagi di masa depan.
Kasus penembakan mahasiswa Trisakti adalah pengingat bahwa demokrasi harus diperjuangkan dengan penuh kesadaran, dan keadilan tidak boleh dibiarkan menjadi sekadar janji tanpa bukti nyata. (DANI)
ADVERTISEMENT