Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Kebijakan Self Sufficiency yang Diterapkan Pemerintah Jepang di Indonesia
13 Desember 2024 19:50 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia (1942-1945), pemerintah Jepang memberlakukan kebijakan self sufficiency yang diterapkan pemerintah Jepang di Indonesia dalam bidang ekonomi yang dimaksudkan untuk mendukung kebutuhan perang mereka.
ADVERTISEMENT
Kebijakan ini bertujuan mengoptimalkan sumber daya alam dan hasil pertanian Indonesia untuk mendukung kepentingan militer Jepang .
Namun, pelaksanaannya membawa dampak besar bagi ekonomi dan kehidupan masyarakat.
Tujuan dan Implementasi Kebijakan Self Sufficiency
Mengutip dari situs kemdikbud.go.id, berikut ini kebijakan self sufficiency yang diterapkan pemerintah Jepang di indonesia
1. Penguasaan sumber daya alam
Pemerintah Jepang mengarahkan eksploitasi sumber daya alam Indonesia sepenuhnya untuk kebutuhan perang. Perkebunan besar dan pabrik-pabrik strategis disita, menyebabkan banyak lahan pertanian terbengkalai dan krisis pangan semakin parah.
2. Sistem ekonomi perang
Kebijakan ekonomi Jepang bersifat otoriter, mengendalikan produksi dan distribusi barang secara ketat. Komoditas penting seperti gula dan tembakau dimonopoli, sementara tanaman yang tidak relevan untuk perang dilarang ditanam.
3. Kampanye penyerahan bahan pangan
Pada tahun 1944, Jepang mewajibkan rakyat menyerahkan sebagian besar hasil panen mereka untuk mendukung kebutuhan perang. Kampanye ini memperburuk kelaparan dan kemiskinan di kalangan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dampak Ekonomi dan Sosial
Kebijakan self sufficiency yang diterapkan pemerintah Jepang di Indonesia dalam bidang ekonomi dimaksudkan untuk menciptakan kemandirian pangan, tetapi kenyataannya justru menyebabkan penurunan produksi pangan domestik.
Masyarakat mengalami kelaparan parah, hingga terpaksa mengonsumsi tanaman liar dan umbi-umbian untuk bertahan hidup. Selain itu, program kerja paksa seperti romusha semakin memperburuk kondisi sosial.
Banyak masyarakat kehilangan tenaga kerja produktif karena diwajibkan bekerja untuk Jepang, menyebabkan penderitaan yang meluas.
Ironisnya, meskipun bertujuan meningkatkan kemandirian pangan untuk kepentingan perang, kebijakan ini justru gagal.
Rakyat Indonesia menderita kesulitan luar biasa dalam memenuhi kebutuhan dasar, sedangkan sumber daya mereka dimanfaatkan sepenuhnya untuk Jepang.
Secara keseluruhan, kebijakan self-sufficiency yang diterapkan pemerintah Jepang di Indonesia dalam bidang ekonomi dimaksudkan untuk memperkuat kekuatan perang mereka.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, malah meninggalkan dampak negatif yang mendalam bagi ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Kebijakan ini menjadi salah satu catatan kelam dalam sejarah pendudukan Jepang di Indonesia. (Echi)