Konten dari Pengguna

Kehidupan Politik Kerajaan Aceh dan Kemajuan Ekonominya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
17 Juni 2023 19:17 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kehidupan politik Kerajaan Aceh. Sumber: Misqal Novio/unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kehidupan politik Kerajaan Aceh. Sumber: Misqal Novio/unsplash.com
ADVERTISEMENT
Kerajaan Aceh adalah kesultanan Islam yang terletak di Pulau Sumatera bagian utara, yaitu di Provinsi Aceh. Sama seperti kesultanan pada umumnya, kehidupan politik Kerajaan Aceh menerapkan sistem pemerintahan monarki. Kamaruzzaman dalam Hubungan Islam dan Politik dalam Sejarah Politik Aceh Abad 16-17 menjelaskan bahwa pada abad ke-16 hingga ke-17, kehidupan politik Kerajaan Aceh mencapai masa kejayaannya. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut tentang kehidupan politik Kerajaan Aceh, baca artikel ini sampai habis.
ADVERTISEMENT

Kehidupan Politik Kerajaan Aceh

Ilustrasi kehidupan politik Kerajaan Aceh. Sumber: julianto saputra/unsplash.com
Kehidupan politik Kerajaan Aceh dipimpin oleh seorang sultan atau bisa disebut juga dengan raja. Lalu, untuk sistem pemerintahannya, Kerajaan Aceh menerapkan sistem monarki atau dari garis keturunan. Pada masa berdirinya, Kerajaan Aceh awalnya berada di Gampong Pandemi, lalu dipindahkan ke Darud Dunia. Lalu, ibu kota Kerajaan Aceh berada di Bandar Aceh Darussalam, tetapi dipindahkan ke Keumala pada tahun 1873. Kehidupan politik Kerajaan Aceh bermula dari raja pertamanya, yaitu Sultan Ali Mughayat Syah yang menjabat sejak tahun 1514 hingga 1528 Masehi. Di masa itu, Kerajaan Aceh mampu meluaskan wilayahnya dan membantu menyerang penjajah dari Portugis. Berikutnya, pada masa Sultan Alaudin Riayat Syah Al Kahar, Kerajaan Aceh kembali pulih setelah di masa pemerintahan Sultan Salahuddin mengalami kemerosotan. Di masa ini, yaitu sekitar tahun 1537-1568, banyak perubahan yang terjadi, utamanya dari segi politik. Sultan Alaudin Riayat Syah Al Kahar melakukan perbaikan pemerintahan serta memperluas wilayah. Bahkan, pencapaian Sultan Alaudin Riayat Syah Al Kahar adalah dapat menaklukkan Kerajaan Aru. Namun, setelah itu, Kerajaan Aceh mengalami kegoyahan yang akhirnya dapat dipulihkan kembali pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Di Masa kepemimpinannya, Sultan Iskandar Muda melakukan serangan ke Johor serta Portugis, selain untuk memperluas wilayah, hal itu juga dilakukan untuk menguasai jalur perdagangan.
ADVERTISEMENT

Kemajuan Ekonomi Kerajaan Aceh

Kerajaan Aceh sebagai kesultanan yang terletak di dekat Selat Malaka, memiliki perekonomian yang condong pada aspek perdagangan. Bahkan, karena wilayahnya yang strategis ini, pertumbuhan ekonominya juga cukup pesat, sehingga Kerajaan Aceh dapat memperluas wilayah perdagangannya. Adapun beberapa komoditas andalan Kerajaan Aceh adalah minyak tanah, emas, lada, kapur, kapas, kemenyan, sutera, kapur barus, serta belerang. Demikian sederet informasi tentang kehidupan politik Kerajaan Aceh beserta kemajuan ekonominya. [ENF]