Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Kekuatan Integrasi Politik Kerajaan Sriwijaya, Singasari dan Majapahit
9 November 2023 21:46 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Politik pada masa kerajaan sebenarnya sudah sangat maju. Terutama pada masa kerajaan besar seperti Sriwijaya, Singasari dan juga Majapahit. Lalu bagaimana kekuatan integrasi politik Sriwijaya, Singasari dan Majapahit masa itu?
ADVERTISEMENT
Untuk memahami konsep integrasi tersebut maka harus dipelajari sejarah perkembangan kerajaan. Untuk lebih jelasnya bisa simak pada ulasan berikut ini.
Bagaimana Kekuatan Integrasi Politik Sriwijaya, Singasari dan Majapahit Masa Perkembangan?
Bagaimana kekuatan integrasi politik Sriwijaya, Singasari dan Majapahit masa perkembangan? Kerajaan Sriwijaya, Singasari dan Majapahit merupakan beberapa kerajaan yang memiliki pengaruh besar pada masanya.
Bahkan Kerajaan seperti Majapahit wilayah kekuasaannya berada di luar Indonesia. Ada banyak faktor yang menyebabkan mengapa kerajaan tersebut bisa berkembang sangat pesat di Nusantara. Salah satunya adalah kekuatan politik yang dimiliki.
Kekuatan integrasi politik adalah kemampuan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha dalam menguasai wilayah-wilayah yang luas di Nusantara. Kerajaan Sriwijaya, Singasari, dan Majapahit mampu mengontrol sejumlah wilayah dengan kekuatan dagang, politik, juga kekuatan budayanya.
ADVERTISEMENT
1. Kerajaan Sriwijaya
Dikutip dari buku Mengenal Kerajaan-kerajaan Nusantara karya Deni Prasetyo, (2009) Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan maritim yang berpusat di Palembang, Sumatera Selatan. Kerajaan ini berdiri sekitar abad ke-7 M dan mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-10 M.
Kerajaan Sriwijaya memiliki kekuatan integrasi politik yang didukung oleh armada laut yang kuat dan diplomasi yang cerdik. Kerajaan ini menjalin hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan di India dan China, serta memelihara perdamaian dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara.
2. Kerajaan Singasari
Kerajaan Singasari adalah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur. Kerajaan ini berdiri pada tahun 1222 M oleh Ken Arok, seorang mantan perampok yang berhasil merebut tahta Tumapel dari Tunggul Ametung.
Kerajaan Singasari memiliki kekuatan integrasi politik yang didasarkan pada konsep Dharmasraya, yaitu negara yang melindungi agama dan kesejahteraan rakyatnya. Kerajaan ini menganut agama Hindu-Buddha dengan toleransi terhadap agama lain.
ADVERTISEMENT
3. Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan terbesar dan terakhir dari periode Hindu-Buddha di Nusantara. Kerajaan ini berdiri pada tahun 1293 M oleh Raden Wijaya, menantu Kertanegara yang berhasil membalikkan keadaan saat invasi Mongol.
Kerajaan Majapahit berpusat di Mojokerto, Jawa Timur. Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada pada abad ke-14 M.
Kerajaan Majapahit menguasai seluruh wilayah Nusantara, kecuali Sunda, dan beberapa daerah di Semenanjung Malaya. Kerajaan Majapahit memiliki kekuatan integrasi politik yang didorong oleh ambisi Sumpah Palapa, yaitu sumpah yang diucapkan oleh Gajah Mada untuk menyatukan Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit.
Kerajaan ini menerapkan sistem pemerintahan yang teratur dengan berbagai badan dan pejabat yang membantu raja. Kerajaan Majapahit juga memiliki kebudayaan yang maju, terlihat dari berbagai karya sastra, seni, dan arsitektur yang dihasilkannya.
ADVERTISEMENT
Itulah ulasan mengenai bagaimana kekuatan integrasi politik Sriwijaya, Singasari dan Majapahit masa perkembangan. Merujuk pada pembahasan tersebut masing-masing kerajaan memiliki ciri khas tersendiri. (WWN)