Konten dari Pengguna

Kepemimpinan Cornelis de Houtman dan Perjalanan Hidupnya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
3 September 2024 10:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kepemimpinan Cornelis de Houtman, Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kepemimpinan Cornelis de Houtman, Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Cornelis de houtman adalah seorang penjelajah Belanda yang legendaris. Kepemimpinan Cornelis de Houtman dan perjalanan hidupnya ini menarik untuk dipelajari lebih dalam, sebab memiliki banyak kisah dan makna yang terkandung di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Cornelis de Houtman, Universitas STEKOM, 30 Juli 2018, dalam situs p2k.stekom.ac.id, dalam sejarahnya Cornelis de Houtman ini berhasil menemukan jalur pelayaran dari Eropa ke Indonesia dan memulai perdagangan rempah-rempah bagi Belanda.

Kepemimpinan Cornelis de Houtman dan Perjalanan Hidupnya yang Legendaris

Ilustrasi Kepemimpinan Cornelis de Houtman, Foto: Pixabay
Kepemimpinan Cornelis de Houtman ini berawal saat Cornelis ditunjuk sebagai pemimpin empat kapal dagang. Kapal ini bernama Verre Company. Tujuan kapal ini yaitu untuk melakukan perdagangan di Hindia Timur.
Mengutip dari Cornelis de Houtman, Universitas STEKOM, 30 Juli 2018, dalam situs p2k.stekom.ac.id, pada tahun 1592 Cornelis de Houtman dikirim oleh para pedagang Amsterdam ke Lisboa untuk menemukan informasi mengenai Kepulauan Rempah-Rempah.
Cornelis de Houtman ini pun sempat kembali ke Amsterdam. Dan Jan Huyghen van Linschoten juga kembali dari India. Kemudian para pedagang ini telah memastikan bahwa Banten adalah tempat yang tepat untuk membeli rempah-rempah.
ADVERTISEMENT
Pada 1594, mereka mendirikan Compagnie van Verre yang berarti "perusahaan jarak jauh", dan pada tanggal 2 April tahun 1595 ada empat buah kapal meninggalkan Amsterdam, yaitu Amsterdam, Hollandia, Mauritius, dan Duyfken.
Sejak awal perjalanan Cornelis ini telah dipenuhi masalah. Berawal dari penyakit sariawan yang merebak hanya dalam beberapa minggu saja setelah pelayarannya itu dimulai. Penyakit ini muncul akibat kurangnya makanan.
Lalu, masalah lainnya muncul yaitu pertengkaran antara para kapten kapal dan para pedagang. Pertengkaran ini menyebabkan beberapa orang terbunuh atau dipenjara di atas kapal.
Kemudian saat di Madagaskar, di mana di sinilah tempat perhentian sesaat direncanakan. Ketika di Madagaskar terdapat masalah baru yang lebih kompleks muncul dan menyebabkan kematian lagi.
ADVERTISEMENT
Kapal-kapal tersebut bertahan di sana selama enam bulan. San Teluk di Madagaskar tempat mereka berhenti kini dikenal sebagai "Kuburan Belanda".
Kemudian pada 27 Juni 1596, ekspedisi de Houtman tiba di Banten. Hanya 249 orang yang tersisa dari pelayaran awal. Penerimaan penduduk awalnya bersahabat.
Akan tetapi, setelah beberapa tabiat kasar yang ditunjukkan awak kapal Belanda, Sultan Banten bersama dengan petugas Portugis di Banten mengusir kapal Belanda tersebut.
Ekspedisi de Houtman berlanjut ke utara pantai Jawa. Kapalnya takluk ke pembajak. Beberapa tabiat buruk berujung ke salah pengertian dan kekerasan di Madura.
Seorang pangeran di Madura terbunuh, beberapa awak kapal Belanda ditangkap dan ditahan sehingga de Houtman membayar denda untuk melepaskannya.
Kapal-kapal tersebut lalu berlayar ke Bali, dan bertemu dengan raja Bali. Mereka akhirnya berhasil memperoleh beberapa pot merica pada 26 Februari 1597. Kapal- kapal Portugis melarang mereka mengisi persediaan air dan bahan-bahan di St. Helena.
ADVERTISEMENT
Dari 249 awak, hanya 87 yang berhasil kembali. Cornelis de Houtman tewas dalam perjalanan keduanya di atas geladak kapal di Aceh.
Kejadian itu adalah saat pertempuran dengan pasukan Inong Balee yang dipimpin Malahayati tanggal 11 September 1599 dalam pertempuran satu lawan satu dengan Malahayati.
Dalam sejarah kepemimpinan penjelajahan dan keberhasilannya menemukan rempah-rempah membawa pasukan Belanda berlanjut ke ekspedisi-ekspedisi lain yang berujung pada praktik kolonialisme di Nusantara.
Pelayaran pertama pasukan Cornelis de Houtman ini memang bisa dikatakan gagal. Namun, dari perjalanan inilah Belanda mulai berlayar kembali untuk berdagang ke Timur. Hal ini bisa dikatakan keberhasilan bagi Belanda.
Dalam waktu lima tahun, ada sekitar 65 kapal Belanda yang telah berlayar ke wilayah tersebut dan pasukan tersebut memulai untuk penjajahan, yaitu disebut penjajahan Hindia Belanda.
ADVERTISEMENT
Demikianlah kisah tentang kepemimpinan Cornelis de Houtman dan perjalanan hidupnya. Penjelajahan Cornelis de Houtman ini disebut-sebut sebagai titik awal Belanda menjajah Indonesia. (IF)