Konten dari Pengguna

Kepemimpinan Sultan Syarif Kasim 2 pada Masa Kolonial Hindia Belanda

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
6 November 2024 19:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kepemimpinan Sultan Syarif Kasim 2. Foto: Pexels.com/Suzy Hazelwood
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kepemimpinan Sultan Syarif Kasim 2. Foto: Pexels.com/Suzy Hazelwood
ADVERTISEMENT
Kepemimpinan Sultan Syarif Kasim 2 di Kesultanan Siak sangat berpengaruh dalam melawan kolonialisme Belanda di wilayah Riau.
ADVERTISEMENT
Terlahir pada 1 Desember 1893, Sultan Syarif Kasim 2 menjadi penguasa Kesultanan Siak Sri Indrapura setelah ayahnya wafat.
Di usia yang masih muda, Sultan menunjukkan keberanian dan kepedulian terhadap kedaulatan rakyat, yang membuatnya menjadi figur penting dalam perlawanan terhadap penjajahan.

Kepemimpinan Sultan Syarif Kasim 2

Ilustrasi kepemimpinan Sultan Syarif Kasim 2. Foto: Pexels.com/Antonio Friedemann
Mengapa kepemimpinan Sultan Syarif Kasim 2 dianggap sebagai ancaman bagi kolonial Hindia Belanda? Jawabannya adalah karena penolakannya yang tegas terhadap segala bentuk campur tangan Belanda dalam urusan kerajaan.
Dikutip dari laman kemdikbud.go.id, Sultan Syarif Kasim 2 secara jelas menolak pengakuan terhadap kekuasaan Ratu Belanda di wilayah Nusantara.
Ia memandang Kesultanan Siak sebagai entitas berdaulat yang tidak perlu tunduk pada kekuasaan kolonial.
Selain itu, Sultan Syarif Kasim 2 secara tegas tidak mengakui Ratu Belanda sebagai pemimpin di Kepulauan Nusantara.
ADVERTISEMENT
Baginya, Kesultanan Siak adalah wilayah yang berdaulat, dan sebagai pemimpin, ia bertanggung jawab penuh terhadap kesejahteraan rakyat Siak tanpa harus tunduk pada kekuasaan asing.
Sikap ini menunjukkan bahwa Sultan menempatkan kepentingan rakyat di atas segalanya, meskipun berisiko menimbulkan ketegangan dengan Belanda.
Tidak hanya itu, Sultan Syarif Kasim 2 juga membangun kekuatan militer yang bertujuan melindungi rakyatnya serta mempersiapkan perlawanan jika kekuasaan Belanda semakin menekan.
Dengan membentuk kekuatan militer ini, Sultan ingin menunjukkan kepada rakyat bahwa Kesultanan Siak siap mempertahankan diri.
Langkah ini dipandang Belanda sebagai ancaman serius karena bisa menginspirasi daerah lain untuk melawan kolonialisme.
Pada masa setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Sultan Syarif Kasim 2 menunjukkan dukungan kuat terhadap pemerintahan Republik Indonesia yang baru berdiri.
ADVERTISEMENT
Ia tidak hanya berjuang untuk mempertahankan kedaulatan Kesultanan Siak, tetapi juga mendukung penuh perjuangan Indonesia untuk merdeka.
Dalam sikapnya ini, Sultan bahkan mengalokasikan sebagian besar hartanya untuk mendukung pemerintahan Republik Indonesia yang baru berdiri pada 1945.
Langkah ini dipandang sebagai tindakan yang mengancam stabilitas kekuasaan Belanda, yang masih berusaha mempertahankan pengaruhnya di wilayah Nusantara.
Karena itulah, pemerintah kolonial Hindia Belanda menganggap kepemimpinan Sultan Syarif Kasim 2 sebagai ancaman besar bagi kekuasaan mereka.
Sikap Sultan Syarif Kasim 2 yang anti-kolonial menjadikannya figur yang disegani sekaligus ditakuti Belanda.
Kepemimpinannya meninggalkan warisan berharga dalam sejarah perlawanan Nusantara.
Tidak hanya mempertahankan martabat Kesultanan Siak, Sultan Syarif Kasim 2 juga memperjuangkan kemerdekaan yang kemudian menjadi inspirasi besar bagi generasi penerus.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini, kepemimpinan Sultan Syarif Kasim 2 dikenang sebagai simbol keberanian dan dedikasi terhadap rakyat dan bangsa. (Shofia)