Konten dari Pengguna

Kerajaan Mataram Islam: Sejarah, Kejayaan, dan Keruntuhannya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
20 Januari 2024 19:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sejarah Kerajaan Mataram Islam. Foto: wikipedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sejarah Kerajaan Mataram Islam. Foto: wikipedia.org
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejarah Kerajaan Mataram Islam bermula dari pendiriannya yang dilakukan oleh Danang Sutawijaya atau dikenal sebagai Panembahan Senopati. Pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Islam ada di Yogyakarta. Namun, sebelumnya sempat dipindahkan ke Surakarta.
ADVERTISEMENT
Untuk mengetahui sejarah Kerajaan Mataram Islam lengkap dengan masa kejayaan dan keruntuhannya, simak ulasan berikut.

Sejarah Kerajaan Mataram Islam, Kejayaan, serta Keruntuhannya

Ilustrasi sejarah Kerajaan Mataram Islam. Foto: wikipedia.org
Dilansir dari laman sma13smg.sch.id, sejarah Kerajaan Mataram Islam bermula sejak awal abad ke-16, di mana Ki Ageng Pemanahan serta putranya, Danang Sutawijaya membantu Sultan Hadiwijaya untuk mengalahkan Arya Penangsang.
Karena keberhasilannya, Ki Ageng Pemanahan diberi Hutan Mentaok oleh Sultan Hadiwijaya yang kemudian dibangun menjadi sebuah kadipaten di bawah Kerajaan Panjang.
Kerajaan Panjang sendiri didirikan oleh Sultan Hadiwijaya yang merupakan menantu Sultan Trenggono dari Kesultanan Demak. Pusat pemerintahan kerajaan tersebut ada di sekitar Surakarta saat ini.
Sultan Hadiwijaya lantas mengadopsi Danang Sutawijaya sebagai pancingan sebab belum memiliki keturunan.
ADVERTISEMENT
Tahun 1575, Sutawijaya menggantikan posisi sang ayah yang wafat. Ia bergelar Senopati Ing Ngalaga yang berarti panglima di medan perang. Usai menggantikan Ki Ageng Pemanahan, Sutawijaya berusaha untuk lepas dari pengaruh Kerajaan Panjang.
Hal ini menimbulkan konflik antara Sutawijaya dengan Sultan Hadiwijaya. Akan tetapi, tidak lama kemudian, Sultan Hadiwijaya jatuh sakit dan wafat. Di sini, upaya memerdekakan Mataram semakin mudah.
Terlebih tengah terjadi pergolakan dan perebutan kekuasaan di Kerajaan Panjang. Akhirnya Kerajaan Mataram Islam didirikan oleh Sutawijaya yang bergelar Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama pada 1586.

Kejayaan Kerajaan Mataram Islam

Kerajaan Mataram Islam mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusuma (1613-1645). Bukan hanya memperluas wilayah kekuasaan di Jawa, pengaruh Sultan Agung pun menyebar sampai bidang ekonomi, budaya, agama, hukum, serta pemerintahan.
ADVERTISEMENT
Sultan Agung memberikan tanah kerajaan pada petani, membentuk forum komunikasi sebagai binaan, serta menerapkan pajak ringan yang tidak membebani rakyat.
Tak hanya itu, aturan sesuai hukum Islam pun diterapkan oleh Sultan Agung di Kerajaan Mataram Islam. Salah satu bukti pesatnya perkembangan budaya Islam di masa kepemimpinan Sultan Agung yaitu pengembangan penanggalan Jawa tahun 1633 yang menggabungkan kombinasi Hijriah dan Saka.
Di bidang kesenian, Sultan Agung mengembangkan beragam tarian, wayang, sampai gamelan. Di samping itu, Serat Sastra Gending juga berkembang di luar Yogyakarta.

Keruntuhan Kerajaan Mataram Islam

Keruntuhan Kerajaan Mataram Islam diawali dari kekalahan Sultan Agung dalam merebut Batavia yang membuat perekonomian kerajaan melemah. Penyebabnya tak lain karena banyak penduduk dari kerajaan tersebut yang dikerahkan untuk berperang.
ADVERTISEMENT
Setelah wafatnya Sultan Agung, Kerajaan Mataram Islam pun dipimpin oleh sang anak yaitu Susuhunan Amangkurat I. Keraton kerajaan ini akhirnya dipindahkan ke Plered.
Setelah Amangkurat I wafat, posisi raja dipegang oleh Amangkurat II. Kala itu Kerajaan Mataram Islam telah mengalami kemunduran akibat pengaruh VOC.
Selanjutnya, terjadi pula perang antara Paku Buwono I melawan Amangkurat III. Kemenangan Paku Buwono I menjadikan wilayah Mataram Islam terpecah. Dari sini dimulailah era dinasti Paku Buwono di Mataram.
Konflik internal atas pengaruh Belanda di Kerajaan Mataram Islam terus bergulir sampai puncaknya terjadilah Perjanjian Giyanti pada tanggal 13 Februari 1755. Perjanjian ini membagi Mataram menjadi Kasultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta sekaligus mengakhiri kejayaan Kerajaan Mataram Islam.
ADVERTISEMENT
Demikian sejarah Kerajaan Mataram Islam yang perlu dipelajari. Kendati sempat jaya, kerajaan ini akhirnya mengalami kemunduran setelah wafatnya Sultan Agung. (DN)