Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Kesimpulan Pemberontakan APRA dan Sejarahnya yang Penting Diketahui
11 Agustus 2023 23:30 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Terdapat sejumlah pemberontakan yang terjadi pascakemerdekaan Indonesia, salah satunya Pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil). Peristiwa ini meletus pada 23 Januari 1950 di Bandung dan dipimpin oleh Raymond Westerling.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan Pemberontakan APRA ini terjadi akibat tentara KNIL (Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger) dan tentara Belanda atau KL (Koninklijk Leger) tidak menyetujui hasil kesepakatan yang terbentuk dari Konferensi Meja Bundar.
Untuk mengetahui sejarah lengkap Pemberontakan APRA, mari simak ulasan berikut ini!
Latar Belakang Pemberontakan APRA
Konferensi Meja Bundar (KMB) yang terjadi pada Agustus 1949 menghasilkan beberapa keputusan di antaranya Kerajaan Belanda akan menarik tentara KL (Koninklijk Leger) dari Indonesia serta pembubaran tentara KNIL yang kemudian akan dimasukkan dalam kesatuan TNI.
Hasil keputusan KMB inilah yang melatar belakangi Pemberontakan APRA. Pasukan KL merasa kecewa dan tidak suka dengan kesepakatan dari konferensi tersebut sebab mereka bakal ditarik dari Indonesia.
Begitu pula dengan para tentara KNIL yang menolak bersatu dengan APRIS karena dahulu keduanya selalu berlawanan. Penyebabnya karena mereka merasa takut akan mengalami ancaman atau mendapat hukuman saat bersatu dengan TNI kelak.
ADVERTISEMENT
Keadaan ini dimanfaatkan oleh Raymond Westerling untuk menginisiasi bersatunya KL dan KNIL menjadi Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang kelak melakukan pemberontakan.
Kronologi Pemberontakan APRA
Pada 5 Januari 1950, Westerling membuat ultimatum pada pemerintah pusat yang berisi permintaan supaya RIS mengakui negara bagian Pasundan. Tentu saja permintaan tersebut ditolak sebab bertentangan dengan kebijakan pemerintah.
Mengetahui tingkah Westerling yang selalu berusaha membuat kekacauan, Moh. Hatta yang kala itu merupakan Perdana Menteri lantas memerintahkan penangkapan terhadapnya pada 10 Januari 1950. Sayangnya, Westerling berhasil lolos.
Kemudian pada 23 Januari 1950, pasukan APRA bergerak dari Cimahi menuju pusat kota Bandung. Tujuan utamanya yaitu markas Divisi Siliwangi di Jalan Oude Hospitaalweg (kini Jalan Lembong).
ADVERTISEMENT
Sepanjang perjalanan, pasukan APRA menembaki tentara Siliwangi yang tak bersenjata sampai akhirnya berhasil menguasai markas mereka. Pemberontakan tersebut menewaskan Letkol Adolf Lembong sehingga APRA berhasil menguasai Siliwangi.
Situasi yang makin tidak terkendali membuat pemerintah Indonesia akhirnya turun tangan dalam menyelesaikan pemberontakan APRA.
Pada 24 Januari 1950, pemerintah melakukan operasi militer dengan pihak TNI untuk menangkap Westerling dan Sultan Hamid II. Selain itu, pemerintah juga melakukan perundingan dengan pihak Belanda guna menekan Westerling.
Kemudian pada 5 April 1950, Sultan Hamid II berhasil ditangkap oleh TNI. Ia kemudian langsung diadili dan dipenjara. Sementara Westerling berhasil melarikan diri ke Singapura. Tidak adanya sosok pimpinan APRA akhirnya membuat kelompok tersebut bubar.
Kesimpulan Pemberontakan APRA
Kesimpulannya, Pemberontakan APRA yang terjadi di Bandung adalah keinginan mempertahankan adanya negara-negara federal di dalam RIS pimpinan Soekarno.
ADVERTISEMENT
Pemberontakan APRA bertujuan melakukan kudeta pada pemerintah Republik Indonesia, merencanakan pembubaran kabinet, sekaligus membunuh petinggi pemerintahan Indonesia.
Aksi pemberontakan ini dipimpin oleh Raymond Westerling, yang merupakan mantan kapten KNIL.
Dikutip dari situs munasprok.go.id, selain Raymond Westerling selaku ketua APRA, ternyata ada banyak orang pribumi yang disebut-sebut mendukung pemberontakan itu. Beberapa di antaranya adalah Sultan Hamid II dan Anwar Tjokroaminoto.
Demikian kesimpulan pemberontakan APRA dan sejarahnya yang penting untuk diketahui. (DN)