news-card-video
21 Ramadhan 1446 HJumat, 21 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Kisah Khalifah Umar Bin Khattab dan Ibu Pemasak Batu yang Patut Diteladani

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
20 Maret 2025 16:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kisah Khalifah Umar Bin Khattab dan Ibu Pemasak Batu, Unsplash/Uladzislau Petrushkevich
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kisah Khalifah Umar Bin Khattab dan Ibu Pemasak Batu, Unsplash/Uladzislau Petrushkevich
ADVERTISEMENT
Kisah Khalifah Umar bin Khattab dan ibu pemasak batu adalah salah satu cerita yang menggambarkan betapa besarnya rasa keadilan dan kepedulian seorang pemimpin terhadap rakyatnya.
ADVERTISEMENT
Kisah ini adalah bukti nyata kepemimpinan yang penuh empati dan tanggung jawab.

Kisah Khalifah Umar Bin Khattab dan Ibu Pemasak Batu

Ilustrasi Kisah Khalifah Umar Bin Khattab dan Ibu Pemasak Batu, Unsplash/Phillip Glickman
Dikutip dari situs alhikmah.ac.id dan buku Masuk Suga Tanpa Ibadah Dan Kisah-Kisah Hikmah Lainnya, Agus Susanto, (2012:141-142), dalam kisah Khalifah Umar Bin Khattab dan ibu pemasak batu diceritakan suatu masa dalam kepemimpinannya terjadilah Tahun Abu.
Saat itu, masyarakat Arab mengalami masa paceklik berat. Hujan tidak lagi turun, pepohonan mengering dan tidak terhitung hewan yang mati mengenaskan. Selain itu, tanah yang menjadi tempat berpijak hampir menghitam seperti abu.
Putus asa mendera di mana-mana. Saat itu, Umar sang pemimpin menampilkan kepribadian yang benar-benar pemimpin. Keadaan rakyat diperhatikannya dengan seksama. Hampir setiap malam beliau melakukan perjalanan diam-diam.
ADVERTISEMENT
Dengan ditemani salah seorang sahabatnya, dia keluar masuk kampung untuk mengetahui kehidupan rakyatnya. Bersama Aslam, malam itu pun Khalifah Umar berada di suatu kampung terpencil.
Dalam sebuah perjalanannya, beliau mendengar suara anak-anak menangis yang terasa sangat memilukan. Umar mendatangi sumber tangisan tadi yang ternyata berasal dari sebuah rumah kecil yang telah reot.
Dalam rumah tersebut, dia melihat seorang ibu sedang memasak sesuatu di atas periuk. Karena begitu lamanya memasak, sampai-sampai anak-anaknya berhenti menangis karena kelelahan dan tertidur.
Dalam kisah Khalifah Umar bin Khattab dan ibu pemasak batu, mengetahui hal tersebut, beliau mendatangi sang ibu dan menanyakan apakah gerangan yang dimasak sehingga memerlukan waktu yang lama sekali untuk matang.
Sang ibu tidak sadar bahwa yang datang ke rumahnya adalah Umar Bin Khattab. Ibu tersebut kemudian menceritakan bahwa telah beberapa hari dia dan anak-anaknya tidak makan karena tidak mempunyai uang atau barang yang dapat ditukar dengan makanan.
ADVERTISEMENT
Untuk menghibur anak-anaknya agar tidak menangis, dia memasak batu hingga anak-anaknya tidur karena kelelahan.
Wanita itu mengutuk Khalifah Umar Bin Khattab yang tidak peduli dengan kehidupan rakyatnya sehingga ada rakyatnya yang kelaparan.
Dengan hati yang sangat sedih, Umar pamit kepada ibu tersebut dan bergegas menuju Baitul Mal untuk mengambil beberapa karung berisi gandum.
Beberapa orang yang melihat Khalifah memanggul karung berisi gandum mencoba untuk membantu beliau tetapi beliau tidak mau. Menurutnya, ini adalah tanggung jawabnya sebagai seorang Khalifah dan segera menuju rumah wanita tersebut.
Sesampainya di sana, Umar memasakkan makanan untuk wanita itu dan anak-anaknya serta menghidangkannya. Melihat anak-anak itu dan ibunya sangat gembira menyantap makanan, Khalifah Umar sangat bahagia.
ADVERTISEMENT
Wanita itu mengatakan seandainya Khalifah Umar melakukan ini, alangkah baiknya. Dia menuturkannya tanpa menyadari bahwa orang yang berada di hadapannya adalah Umar Bin Khattab sendiri.
Kisah Khalifah Umar bin Khattab dan ibu pemasak batu juga menjadi pengingat bagi tentang pentingnya keadilan dan keberpihakan kepada yang membutuhkan. (Mey)