Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
13 Ramadhan 1446 HKamis, 13 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Kisah Malik bin Dinar yang Tobat di Bulan Syakban
10 Maret 2025 17:50 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kisah Malik bin Dinar adalah salah satu ulama besar dalam sejarah Islam. Ia sangat dikenal di kalangan Muslim karena kisah pertobatannya yang menggetarkan hati.
ADVERTISEMENT
Sebelum menjadi seorang zahid (ahli ibadah), ia memiliki masa lalu yang penuh dengan kemaksiatan. Namun, sebuah peristiwa di bulan Syakban mengubah hidupnya selamanya.
Kisah Malik bin Dinar yang Tobat di Bulan Syakban
Di bawah ini rangkuman kisah Malik bin Dinar yang bertobat di bulan Syakban, dikutip dari buku Seri Ensiklopedia Anak Muslim: 125 Sahabat Nabi Muhammad saw, karya Mahmudah Mastur.
Malik bin Dinar dikenal sebagai seorang pemuda yang gemar bermaksiat. Ia sering menghabiskan waktunya dengan minum minuman keras dan menjalani kehidupan yang jauh dari ajaran Islam.
Namun, di balik kebiasaannya yang buruk, ia tetap memiliki hati yang lembut, terutama terhadap anaknya yang sangat ia cintai.
Malik bin Dinar memiliki seorang putri yang sangat ia sayangi. Ia merasa bahwa anaknya adalah satu-satunya cahaya dalam hidupnya yang kelam.
ADVERTISEMENT
Namun, takdir berkata lain. Pada suatu hari di bulan Syakban, putrinya meninggal dunia. Peristiwa ini menghancurkan hatinya dan membuatnya berpikir ulang tentang kehidupan yang selama ini ia jalani.
Kesedihan yang mendalam membuat Malik bin Dinar mulai merenung. Ia mulai merasa bahwa semua dosa yang ia lakukan selama ini telah menutup hatinya dari cahaya kebenaran.
Dalam kesedihannya, ia memohon ampun kepada Allah dan berniat untuk meninggalkan segala bentuk kemaksiatan.
Pada suatu malam, Malik bin Dinar bermimpi. Dalam mimpinya, ia melihat dirinya dikejar oleh seekor ular besar yang hampir menelannya.
Ketika ia berusaha melarikan diri, ia melihat seorang pria tua yang lemah dan tidak bisa menolongnya. Dalam kebingungan, ia melihat cahaya di kejauhan dan mendengar suara lembut anak perempuannya yang telah meninggal.
ADVERTISEMENT
Anaknya berkata, “Wahai ayahku, bukankah sudah saatnya engkau kembali kepada Allah?” Perkataan itu begitu menusuk hatinya. Ia pun terbangun dengan hati yang penuh dengan penyesalan.
Setelah mengalami mimpi tersebut, Malik bin Dinar memutuskan untuk bertaubat dengan sungguh-sungguh. Ia mulai mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak ibadah, terutama di bulan Syakban, yang merupakan bulan penuh berkah sebelum Ramadan.
Sejak saat itu, Malik bin Dinar berubah menjadi seorang ulama yang zuhud dan mengabdikan hidupnya untuk berdakwah. Kisah pertobatannya menjadi inspirasi bagi banyak orang bahwa tidak ada kata terlambat untuk kembali ke jalan Allah.
Bulan Syakban menjadi momentum yang tepat untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah, sebagaimana yang dilakukan oleh Malik bin Dinar.
ADVERTISEMENT
Kisah Malik bin Dinar menunjukkan bahwa setiap manusia memiliki kesempatan untuk bertobat. Hal ini tentu tidak peduli seberapa besar dosanya. (Aya)