Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kisah Maria Walanda Maramis yang Berjuang untuk Perempuan
10 November 2024 21:43 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kisah Maria Walanda Maramis menjadi salah satu kisah yang tak terlupakan dalam sejarah pahlawan perempuan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Lahir pada 1 Desember 1872, Maria dikenal sebagai pahlawan nasional yang memperjuangkan hak-hak perempuan di berbagai bidang, terutama di bidang kesehatan.
Maria dilahirkan dalam sebuah keluarga yang memiliki pengaruh besar di Kema, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Sejak muda, ia menunjukkan kepedulian yang mendalam terhadap kondisi perempuan di sekitarnya.
Kisah Maria Walanda Maramis
Berawal dari Maria menyaksikan sendiri betapa banyak perempuan yang kurang memiliki pengetahuan untuk merawat diri. Banyak perempuan yang tidak memahami pentingnya sanitasi, akses terhadap air bersih, serta gizi yang seimbang.
Mereka sering kali tidak menyadari bahwa kesehatan diri sendiri akan berdampak langsung pada kesehatan keluarga dan pertumbuhan anak-anak.
ADVERTISEMENT
Maria merasa prihatin atas situasi ini dan bertekad untuk membawa perubahan.
Mengutip jurnal.untirta.ac.id, Maria mulai mengedukasi perempuan-perempuan di desanya tentang pentingnya kesehatan.
Ia mengadakan pertemuan-pertemuan di mana ia berbagi pengetahuan mengenai cara menjaga kebersihan, pentingnya memperhatikan gizi, serta cara merawat anak dengan baik.
Maria menikah pada usia 18 tahun dengan Yosephine Frederik Calusung Walanda, yang merupakan seorang guru di Hollandsch Inlandsche School (HIS) di Manado.
Selain menjalani kehidupan sebagai istri, ia juga aktif memperjuangkan hak-hak perempuan melalui tulisan-tulisannya di media Tjahaja Siang.
Ia mendorong perempuan untuk mengejar karir di berbagai profesi. Maria meyakini bahwa perempuan yang terdidik dan sehat dapat berkontribusi dalam menjaga keharmonisan dan kesejahteraan keluarga bersama suami mereka.
ADVERTISEMENT
Maria Membentuk PIKAT
Maria berhasil mendirikan sebuah organisasi yang fokus pada isu-isu penting yang dihadapi oleh perempuan.
Mengutip budaya.jogjaprov.go.id, organisasi ini disebut Percintaan Ibu Kepada Anak Turunannya (PIKAT) yang mengandung makna mendalam tentang cinta seorang ibu terhadap anak-anaknya.
PIKAT bertujuan untuk memberdayakan perempuan dengan memberikan berbagai pelatihan dan pengetahuan. Program-program yang ditawarkan mencakup keterampilan memasak, menjahit, merawat bayi, serta berbagai kerajinan tangan.
Melalui pelatihan ini, perempuan tidak hanya mengajarkan keterampilan praktis, tetapi juga nilai-nilai penting dalam menjalani peran sebagai seorang ibu dan anggota keluarga.
Salah satu fokus utama PIKAT adalah kesehatan yang dianggap sebagai aspek krusial dalam pengelolaan rumah tangga. Melalui program-program PIKAT, diharapkan perempuan dapat menjadi lebih mandiri dan percaya diri.
ADVERTISEMENT
PIKAT tidak hanya berfungsi sebagai tempat belajar, tetapi juga sebagai wadah untuk berbagi pengalaman dan saling mendukung antar sesama anggota.
Itulah kisah Maria Walanda Maramis yang berjuang untuk perempuan. Nilai-nilai ini menginspirasi generasi saat ini untuk lebih produktif dan semangat meningkatkan kualitas hidup. (Sc)