Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Kisah Masa Kejayaan Kerajaan Kampar sampai Kemundurannya
29 Mei 2023 23:36 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kerajaan Kampar sekarang ini berada di Pelalawan (dahulu kawasan Pelalawan masih menjadi bagian dari Kampar), Provinsi Riau. Bagaimana sejarah berdiri hingga masa kemundurannya? Simak penjelasan berikut!
Sejarah Singkat Kerajaan Kampar
Marwati Djoened Poesponegoro dalam buku berjudul Sejarah Nasional Indonesia: Zaman Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan Islam di Indonesia menjelaskan bahwa Kerajaan Kampar sejak abad ke-15 berada di bawah Kerajaan Malaka.
Pada masa pemerintahan Sultan Abdullah di Kampar, raja Kampar tidak mau menghadap kepada Sultan Mahmud Syah I di Bintan selaku pemegang kekuasaan Kemaharajaan Melayu.
Hal ini mengakibatkan Sultan Mahmud Syah I mengirimkan pasukan ke Kampar. Sultan Abdullah pun meminta bantuan dari Portugis dan akhirnya berhasil mempertahankan Kampar.
Portugis mengungsikan Sultan Abdullah ke Malaka. Sementara, Sultan Mahmud Syah I menyebarkan kabar angin ke Malaka seolah-olah Sultan Abdullah secara rahasia menjalankan pemberontakan terhadap Portugis.
ADVERTISEMENT
Mendengar kabar ini, orang Portugis curiga dan akhirnya termakan omongan tersebut sehingga Sultan Abdullah ditangkap dan dihukum gantung di Malaka.
Kejadian ini sebagai bukti ketidaksetiaan Portugis dan merupakan tamsil untuk Gubernur Jenderal Belanda , Pieter Both.
Kemudian, Sultan Mahmud dikejar-kejar juga oleh Portugis dari Bintan. Jadi, ia harus bertahan di Kampar (Pelalawan) hingga mangkatnya pada tahun 1528 M.
Setelah itu, Kampar berada dibawah kekuasaan para pembesar kerajaan, salah satunya adalah Mangkubumi Tun Perkasa.
Mangkubumi Tun Perkasa mengirimkan utusan ke Maharajaan Melayu di bawah pimpinan dari Sultan Abdul Jalil Syah I yang memohon supaya di Kampar ditempatkan raja.
Hasil permohonan kemudian diterima dan dikirim seorang pembesar dari Kerajaan Melayu, yakni Raja Abdurahman, dengan gelar Maharaja Dinda I dan berkedudukan di Pekantua.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, hubungan antara Kerajaan Kampar di bawah pemerintahan Maharaja Lela Utama dengan Siak dan Kuantan adalah dalam bidang perdagangan.
Namun, pada masa pemerintahan pengganti, Maharaja Dinda II memindahkan ibu kota kerajaan Kampar di tahun 1725 ke Pelalawan.
Selanjutnya, kerajaan tersebut harus tunduk kepada Kerajaan Siak dan akhirnya pada 4 Februari 1879, dengan terjadinya perjanjian pengakuannya, Kerajaan Kampar berada di bawah pemerintahan dari Hindia-Belanda.
Demikianlah penjelasan singkat tentang sejarah Kerajaan Kampar yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat! (Ek)