Konten dari Pengguna

Kisah Perang Jamal, Penyebab, dan Dampaknya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
13 Februari 2025 9:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kisah Perang Jamal. Unsplash.com/Chris Chow
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kisah Perang Jamal. Unsplash.com/Chris Chow
ADVERTISEMENT
Kisah Perang Jamal adalah salah satu konflik besar dalam sejarah Islam. Perang ini terjadi pada tahun 36 H (656 M) di dekat Basra, Irak.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari p2k.stekom.ac.id, perang ini merupakan pertempuran antara pasukan Khalifah Ali bin Abi Thalib melawan pasukan yang dipimpin oleh Aisyah binti Abu Bakar, Thalhah bin Ubaidillah, dan Zubair bin Awwam.

Kisah Perang Jamal dan Penyebabnya

Ilustrasi kisah Perang Jamal. Unsplash.com/Chris Chow
Berikut ini adalah beberapa penyebab terjadinya kisah Perang Jamal.

1. Pembunuhan Khalifah Utsman bin Affan

Salah satu faktor utama pecahnya Perang Jamal adalah pembunuhan Khalifah Utsman bin Affan pada tahun 35 H (656 M).
Para pemberontak yang tidak puas dengan kebijakan Utsman menyerbu rumahnya dan membunuhnya. Kejadian ini memicu perpecahan di antara kaum Muslimin.

2. Tuntutan Pembalasan terhadap Pembunuh Utsman

Setelah Utsman wafat, Ali bin Abi Thalib diangkat sebagai khalifah keempat. Namun, banyak sahabat Nabi, termasuk Aisyah, Thalhah, dan Zubair, menuntut agar Ali segera menangkap dan menghukum pembunuh Utsman sebelum melanjutkan pemerintahan.
ADVERTISEMENT
Ali menghadapi dilema karena situasi politik yang masih kacau dan sulitnya mengidentifikasi semua pelaku.

3. Perbedaan Pendapat dalam Penyelesaian Konflik

Ali berpendapat bahwa stabilitas pemerintahan harus dipulihkan terlebih dahulu sebelum menghukum para pemberontak.
Sementara itu, kelompok Aisyah ingin agar keadilan ditegakkan secepatnya. Perbedaan pandangan ini semakin memperuncing ketegangan di antara dua kubu.
Konflik ini mencapai puncaknya di dekat Basra, tempat pasukan Aisyah berhadapan dengan pasukan Ali. Pertempuran sengit terjadi, dengan ribuan korban jiwa dari kedua belah pihak.
Aisyah, yang mengendarai unta (jamal dalam bahasa Arab), menjadi pusat perhatian dalam pertempuran ini. Oleh karena itu, perang ini disebut “Perang Jamal”.
Akhirnya, pasukan Ali berhasil meraih kemenangan. Aisyah ditangkap namun diperlakukan dengan hormat oleh Ali. Ia kemudian dipulangkan ke Madinah, sementara Thalhah dan Zubair gugur dalam pertempuran.
ADVERTISEMENT

Dampak Perang Jamal

Ilustrasi kisah Perang Jamal. Unsplash.com/Museums Victoria
Berikut ini beberapa dampak terjadinya Perang Jamal:

1. Meningkatnya Perpecahan dalam Umat Islam

Perang ini semakin memperdalam perpecahan di kalangan kaum Muslimin, yang kemudian berlanjut dengan Perang Shiffin antara Ali dan Muawiyah.

2. Melemahnya Kekhalifahan Ali

Meskipun menang, kekuasaan Ali semakin melemah karena terus menghadapi konflik baru, terutama dengan Muawiyah di Syam.

3. Pelajaran tentang Pentingnya Persatuan

Perang Jamal menjadi pengingat bagi umat Islam tentang bahaya perpecahan dan pentingnya menyelesaikan konflik dengan cara damai.
Kisah Perang Jamal merupakan peristiwa perang saudara pertama dalam Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad saw. Peristiwa ini meninggalkan pelajaran penting bagi sejarah Islam, yaitu bahwa persatuan dan keadilan harus selalu diutamakan demi menyatukan umat. (Aya)