news-card-video
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Kisah Saad bin Muadz, Keteladanan Seorang Pemimpin Muslim

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
9 Maret 2025 9:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kisah Saad bin Muadz, Pexels/mohammad ramezani
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kisah Saad bin Muadz, Pexels/mohammad ramezani
ADVERTISEMENT
Kisah Saad bin Muadz menggambarkan seorang sahabat nabi yang menjadi teladan dalam keberanian, ketegasan, dan pengorbanan demi Islam.
ADVERTISEMENT
Keteguhannya dalam membela agama terlihat dalam berbagai peristiwa penting, termasuk Perang Badar dan Perang Khandaq.
Saat wafatnya, guncangan takdir dirasakan hingga Arsy (singgasana) Allah SWT sebagai bentuk kemuliaannya di sisi-Nya.

Kisah Saad bin Muadz

Ilustrasi Kisah Saad bin Muadz, Pexels/Inayat Ullah
Kisah Saad bin Muadz adalah salah satu cerita inspiratif dalam sejarah Islam, yang menggambarkan keberanian, ketegasan, dan ketulusannya dalam membela agama.
Perannya sangat penting dalam mendukung perjuangan Nabi Muhammad SAW dan memperkuat persatuan kaum Muslimin.
Dikutip dari p2k.stekom.ac.id, Saad bin Muadz merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang dikenal sebagai pemimpin Bani Aus di Madinah.
Kisah Saad bin Muadz dimulai pada masa keislamannya yang membawa perubahan besar bagi kaumnya.
Pada tahun 622 M (1 Hijriyah), setelah mendengar dakwah Mus'ab bin Umair, Saad memutuskan untuk memeluk Islam.
ADVERTISEMENT
Sebagai pemimpin, keputusannya berdampak luas, karena seluruh kaumnya mengikuti jejaknya.
Dengan tegas, Saad berkata, "Ucapan laki-laki dan perempuan kalian haram bagiku hingga kalian masuk Islam."
Perkataan ini menjadi dorongan kuat yang akhirnya membuat seluruh kaumnya memeluk Islam pada hari yang sama.
Keberanian dan ketegasan Saad terlihat dalam berbagai peristiwa penting, terutama setelah Perang Khandaq pada tahun 627 M.
Ketika Bani Quraizah berkhianat dengan mendukung pasukan Ahzab, Nabi Muhammad SAW menunjuk Saad untuk memberikan keputusan hukum.
Dalam kondisi terluka parah akibat perang, keputusan yang diambil menetapkan bahwa laki-laki dewasa Bani Quraizah dihukum mati, sedangkan wanita dan anak-anak dijadikan tawanan.
Ketetapan ini sesuai dengan hukum dan disetujui oleh Nabi Muhammad SAW. Sebagai seorang pemimpin, keberanian dan pengorbanan Saad dalam membela Islam tidak diragukan.
ADVERTISEMENT
Keterlibatan dalam berbagai pertempuran penting, termasuk Perang Badar dan Perang Khandaq, menunjukkan kesetiaan yang luar biasa.
Saat Perang Khandaq, luka parah akibat terkena anak panah semakin memperburuk kondisinya. Namun, doa yang dipanjatkannya adalah agar tetap hidup hingga urusan dengan Bani Quraizah terselesaikan.
Setelah keputusan hukum diberikan, luka semakin memburuk hingga akhirnya ajal menjemput. Wafatnya Saad menjadi peristiwa yang mengguncang alam.
Rasulullah SAW bersabda bahwa kepergian Saad bin Muadz mengguncang Arsy dan jenazahnya diantar oleh 70.000 malaikat sebagai penghormatan atas pengorbanannya dalam membela agama.
Dari kisah Saad bin Muadz, banyak pelajaran berharga yang dapat dipetik. Keberanian dalam beriman menunjukkan bahwa keyakinan yang kuat mampu membawa perubahan besar, seperti mengislamkan seluruh kaumnya.
ADVERTISEMENT
Ketegasan dalam menegakkan kebenaran menjadi teladan bagi para pemimpin Muslim dalam menegakkan hukum tanpa kompromi.
Pengorbanan demi dakwah Islam membuktikan bahwa kepentingan agama selalu diutamakan dibandingkan jabatan duniawi.
Itulah kisah Saad bin Muadz, contoh nyata seorang pemimpin Muslim sejati yang mendahulukan Islam di atas segalanya. Keberanian, ketegasan, dan pengorbanannya menjadi inspirasi bagi generasi Muslim sepanjang masa. (Rizki)