Konten dari Pengguna

Kisah Sejarah MIAI Sejak Awal Berdiri Sampai Bubarnya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
15 Maret 2024 21:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah MIAI. Sumber: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah MIAI. Sumber: Unsplash
ADVERTISEMENT
Sejarah MIAI mempunyai peran penting bagi organisasi Islam di Indonesia pada masanya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia oleh Jan S. Aritonang, MIAI (Al Majlisul Islamil A'laa Indonesia) merupakan federasi berbagai organisasi Islam di Indonesia yang berdiri pada 21 September 1937 di Surabaya.
Lantas, bagaimana kisah sejarah lengkap dari MIAI?

Sejarah Terbentuknya MIAI

Ilustrasi Sejarah MIAI. Sumber: Unsplash
Pembentukan MIAI dilatarbelakangi kesadaran oleh para pemimpin organisasi Islam besar di Indonesia. Mulai dari KH Wahab Hasbullah dan KH Muhammad Dahlan (Nahdlatul Ulama), KH Mas Mansur (Muhammadiyah), serta W Wondoamiseno (Sarekat Islam).
Berbagai tokoh tersebut ingin membuat federasi penampung seluruh organisasi Islam yang tengah berkembang di Indonesia. Keinginan tersebut didorong oleh adanya perpecahan di kalangan umat Muslim.
Ketika itu, umat Muslim terbagi menjadi dua kubu, yaitu kaum tradisional dan kaum reformis. Alasan tersebut menjadi latar belakang terbentuknya MIAI. MIAI atau Majelis Islam A'la Indonesia berdiri pada 21 September 1937.
ADVERTISEMENT

Bubarnya MIAI

Seiring perkembangannya, MIAI semakin tersadar bahwa mereka tidak dapat terus berada di bawah naungan Jepang. Maka dari itu, MIAI terus berkembang dengan membentuk Majelis Pemuda pada Mei 1943 di bawah kepemimpinan Ir Sofwan.
Selain itu, MIAI juga membentuk Majelis Keputrian dengan ketua Siti Nurjanah. Majelis tersebut menerbitkan majalah dengan tajuk Soeara MIAI. Melalui majalah tersebut, MIAI meraih simpati umat Muslim di Indonesia yang membuat Jepang semakin waspada.
Kewaspadaan Jepang menyebabkan mereka terus mengawasi setiap aktivitas yang dijalankan para tokoh Islam. Bahkan, pihak Jepang sempat memberikan pelatihan selama satu bulan bagi para kiai.
Alhasil, pemerintah Jepang menarik kesimpulan bahwa kegiatan para kiai tidak mengancam dan membahayakan kedudukan Jepang di Indonesia. Meskipun demikian, MIAI dipandang tidak dapat memberi kontribusi apa pun bagi pihak Jepang.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, organisasi MIAI dibubarkan pada bulan 1943. Sebagai penggantinya, didirikan organisasi bernama Majelis Syuro Muslimin Indonesia atau yang biasa dikenal dengan Masyumi.
Itu dia sekilas pembahasan mengenai sejarah MIAI sejak awal berdiri sampai bubarnya.(LAU)