Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Kisah Sya'ban, Sahabat Nabi yang Penuh Ketakwaan dan Pengorbanan
9 Maret 2025 9:42 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sejak memeluk Islam, Sya'ban dikenal rendah hati dan mengutamakan umat. Setia berjuang bersama Rasulullah dengan keberanian dan keimanan yang teguh demi meraih ridha Allah.
Keteguhan dan pengorbanan tercermin dalam sikap tulus membantu tanpa pamrih. Kisahnya mengajarkan keikhlasan dan pengabdian sebagai nilai utama seorang Muslim.
Kisah Sya’ban Sahabat Nabi
Kisah Sya'ban sahabat Nabi mengajarkan keteguhan iman, pengorbanan tanpa pamrih, dan semangat dakwah yang tidak pernah padam dalam menegakkan ajaran Islam.
Sya'ban bin Abdullah al-Qurasyi lahir dari keluarga Quraisy yang terpandang di Mekah. Kenyamanan duniawi ditinggalkan demi menerima ajaran Islam yang dibawa Rasulullah saw.
Di tengah masyarakat Mekah yang menentang Islam, berbagai tantangan berat mengadang. Namun imannya tetap kokoh, meski risiko besar mengintai termasuk ancaman dari kaumnya sendiri.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari baznas.go.id, Sya'ban bin Abdullah al-Qurasyi dikenal dengan semangat dakwah yang luar biasa, baik ketika di Mekah maupun setelah hijrah ke Madinah.
Di tengah tekanan kaum Quraisy, dakwah tetap dijalankan bukan hanya dengan lisan, melainkan juga melalui akhlak mulia.
Membantu kaum Muslimin yang baru masuk Islam, mengajarkan tata cara ibadah, dan memberikan nasihat bijaksana menjadi bagian dari perjuangannya. Di Madinah, perannya sebagai dai semakin kuat.
Selain menjadi sahabat setia Rasulullah, Sya’ban gigih menyampaikan pesan-pesan Islam kepada masyarakat.
Tidak hanya kata-kata, tetapi juga keteladanan yang membuat dakwahnya berkesan dan diterima luas. Demi membela agama, Sya'ban rela meninggalkan harta dan keluarga.
Sya'ban turut serta dalam berbagai peperangan penting, termasuk Perang Uhud. Keberaniannya di medan perang mencerminkan dedikasi total terhadap perjuangan Islam.
ADVERTISEMENT
Kepentingan umat selalu diutamakan dibanding dirinya sendiri, menjadikannya sosok yang tak tangguh dan penuh keikhlasan.
Kedisiplinan dalam ibadah menjadi ciri khasnya. Iaselalu datang lebih awal ke masjid untuk salat berjamaah, memilih tempat di pojok agar tidak mengganggu jemaah lain, hingga berjalan tiga jam menuju Masjid Nabawi tanpa pernah absen.
Hal tersebut menjadi bukti kecintaannya terhadap shalat berjamaah dan kedekatannya dengan Rasulullah SAW.
Menjelang wafat, ia mengungkapkan beberapa penyesalan. Mulai dari berharap rumahnya lebih jauh agar lebih banyak pahala dari langkah menuju masjid, hingga menyesal tidak memberikan pakaian baru kepada orang yang membutuhkan dan tidak menyerahkan seluruh roti miliknya kepada orang kelaparan.
Penyesalan ini menjadi pengingat akan pentingnya memaksimalkan amal kebaikan selama hidup.
ADVERTISEMENT
Kisah Sya'ban sahabat Nabi ini mengajarkan bahwa ketulusan dan pengorbanan demi agama tidak pernah sia-sia. Hingga akhir hayat, keteguhan iman dan semangat dakwahnya tetap menjadi inspirasi.
Sebuah pengingat bahwa perjuangan di jalan Allah akan selalu mendapatkan balasan yang mulia. (Rizki)