Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Kisah Wafatnya Siti Khadijah dan Keteladanannya
7 Maret 2025 15:44 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Siti Khadijah merupakan seorang istri pertama Rasulullah dan ibu para mukminin hingga akhir zaman (Ummul Mukminin). Kisah wafatnya Siti Khadijah dan keteladanannya yang mulia perlu diketahui umat muslim untuk dijadikan tauladan.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari Teladan Siti Khadijah Dalam Berdagang, oleh Sudarijati, SE.,M.Si, (2025), dalam situs info.unida.ac.id, nama lengkapnya Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qashqai.
Khadijah lahir di Makkah pada 556 Masehi. Ia merupakan putri dari pasangan Khuwailid bin Asad dan Fatimah binti Zaidah. Menurut Ibnu Hisyam, Khadijah disebut sebagai seorang saudagar wanita yang sangat terpandang di Makkah.
Kisah Wafatnya Siti Khadijah dan Keteladanannya
Ada kisah wafatnya Siti Khadijah dan keteladanannya yang perlu diketahui umat muslim. Dikutip dari 11 Ramadhan, Hari Kesedihan Nabi Saat Ditinggal Wafat Istri Tercinta, (2020), dalam situs unpak.ac.id, hari ke 11 Ramadan adalah hari yang terjadi satu peristiwa.
Sayyidah Khadijah binti Khuwailid radhiallahu 'anha wafat pada hari ke 11 bulan Ramadan tahun ke-10 kenabian. Siti Khadijah wafat pada usia 65 tahun, tepatnya tiga tahun sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah.
ADVERTISEMENT
Sayyidah Khadijah merupakan seorang yang paling berharga bagi Rasulullah saw. Di sepanjang hidupnya, Siti Khadijah selalu mengorbankan seluruh hartanya untuk melakukan perjuangan dalam menegakkan Islam.
Dalam Kitab Al-Busyro yang ditulis oleh Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki Al-Hasani, seorang ulama besar dari Makkah, diceritakan bahwa ketika Sayyidah Khadijah jatuh sakit menjelang wafatnya di usia 65 tahun, beliau berkata kepada Rasulullah:
“Wahai Rasulullah, aku memohon maaf jika selama menjadi istrimu aku belum sepenuhnya berbakti kepadamu.”
Sayyidah Khadijah lalu memanggil putrinya, Fatimah Azzahra, dan berbisik,
“Putriku Fatimah, aku merasa ajalku sudah semakin dekat, dan yang paling aku khawatirkan adalah siksa kubur. Tolong sampaikan permohonanku kepada ayahmu, karena aku malu dan takut memintanya sendiri, agar beliau berkenan memberiku sorban yang biasa digunakan saat menerima wahyu sebagai kain kafanku.”
ADVERTISEMENT
Mendengar itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: “Wahai Khadijah, Allah menitipkan salam kepadamu, dan telah dipersiapkan tempatmu di surga.”
Sayyidah Khadijah menghembuskan napas terakhirnya dalam pangkuan Rasulullah. Dengan penuh kesedihan, beliau mendekap tubuh Khadijah erat, merasakan duka yang mendalam. Air mata Rasulullah pun mengalir, begitu pula orang-orang yang hadir di sana.
Dalam suasana penuh duka, Rasulullah berdiri di dekat jasad mulia Khadijah dan berkata:
"Wahai Khadijah, istriku tercinta, demi Allah, aku takkan pernah menemukan istri sepertimu. Pengabdianmu kepada Islam dan kepadaku sungguh luar biasa. Allah mengetahui setiap amal perbuatanmu.”
Rasulullah melanjutkan:
“Seluruh hartamu telah kau infaqkan demi Islam, sehingga kaum muslimin pun turut merasakannya. Bahkan pakaian mereka, termasuk yang aku kenakan saat ini, berasal darimu. Namun, mengapa permintaan terakhirmu kepadaku hanya sebatas selembar sorban?”
ADVERTISEMENT
Malaikat Jibril berkata kepada Nabi :
“Wahai Rasulullah, Khadijah telah datang membawakan sebuah wadah berisi kuah serta makanan atau minuman. Ketika ia tiba, sampaikan salam dari Tuhannya dan dariku kepadanya.”
“Beritahukan juga bahwa ia akan mendapatkan sebuah rumah di surga yang terbuat dari mutiara, di mana tidak ada kebisingan maupun kelelahan di dalamnya." (HR. Al-Bukhari).
Demikianlah kisah wafatnya Siti Khadijah dan keteladanannya. Khadijah mendapat derajat kemuliaan yang paling tinggi. Beliau merupakan orang pertama yang mengimani kerasulan nabi Muhammad saw. (IF)