Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.3
19 Ramadhan 1446 HRabu, 19 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Kondisi Keamanan Negara pada Masa Orde Lama
19 Maret 2025 15:53 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Masa Orde Lama merupakan periode yang penuh dengan tantangan. Salah satunya dalam aspek keamanan negara. Sehingga banyak yang belum tahu bagaimana kondisi keamanan negara pada masa orde lama?
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman p2k.stekom.ac.id, masa yang berlangsung dari tahun 1945 hingga 1966 di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno ini terjadi berbagai ancaman, mulai dari pemberontakan bersenjata hingga ketegangan politik, mewarnai perjalanan Indonesia di era ini.
Kondisi Keamanan Negara pada Masa Orde Lama
Di bawah ini pembahasan kondisi keamanan negara pada masa Orde Lama secara rinci.
1. Ketidakstabilan Politik dan Dampaknya terhadap Keamanan
Sejak proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan kedaulatan. Selain harus melawan upaya Belanda untuk kembali berkuasa, Indonesia juga menghadapi berbagai ancaman dari dalam negeri.
Ketidakstabilan politik yang dipicu oleh perebutan kekuasaan antara kelompok nasionalis, Islamis, dan komunis menciptakan situasi yang rentan terhadap konflik.
Pemerintahan Soekarno mengadopsi konsep Nasakom (Nasionalisme, Agama, dan Komunisme) untuk merangkul berbagai kekuatan politik.
ADVERTISEMENT
Namun, alih-alih meredakan ketegangan, kebijakan ini justru memperdalam perpecahan dan memicu persaingan antar-ideologi yang kerap berujung pada konflik bersenjata.
2. Ancaman Pemberontakan Bersenjata
Berbagai pemberontakan terjadi selama masa Orde Lama, menjadi bukti nyata rapuhnya kondisi keamanan negara saat itu. Beberapa di antaranya yang paling menonjol adalah Pemberontakan PKI Madiun, Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia, dan lainnya.
Pemberontakan PKI Madiun (1948) yang dipimpin oleh Musso. Pemberontakan ini bertujuan menggulingkan pemerintahan yang sah dan mendirikan negara berideologi komunis.
Pemerintah berhasil meredam gerakan ini dalam waktu singkat, tetapi ketegangan ideologis terus berlanjut.
Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia yang dipimpin oleh Kartosoewirjo bertujuan mendirikan negara Islam.
Pemberontakan ini berlangsung di beberapa daerah, seperti Jawa Barat, Aceh, dan Sulawesi Selatan, dan baru benar-benar berakhir setelah Kartosoewirjo ditangkap dan dihukum mati.
ADVERTISEMENT
Gerakan PRRI/Permesta (1957–1961) karena ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan pusat melahirkan gerakan PRRI di Sumatra dan Permesta di Sulawesi.
Pemberontakan ini menuntut otonomi daerah yang lebih besar dan berakhir setelah pemerintah melakukan operasi militer.
Salah satu puncak krisis keamanan di masa Orde Lama adalah peristiwa G30S yang melibatkan penculikan dan pembunuhan sejumlah jenderal TNI. Peristiwa ini menjadi awal dari runtuhnya Orde Lama dan naiknya Orde Baru di bawah Soeharto.
Peristiwa-peristiwa tersebut menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya stabilitas politik dan sosial demi menciptakan keamanan yang berkelanjutan.
Kondisi keamanan negara pada masa Orde Lama sangat rentan akibat ketidakstabilan politik, persaingan ideologi, dan kekecewaan daerah terhadap pemerintah pusat.
Penjelasan seputar kondisi keamanan negara pada masa Orde Lama yang terjadi menjadi bukti bahwa Indonesia kala itu menghadapi tantangan besar dalam menjaga persatuan dan keutuhan bangsa. (Aya)
ADVERTISEMENT