Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Kooptasi dalam sosiologi: Ciri-Ciri, Bentuk, dan Contohnya
4 Juni 2023 23:52 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kooptasi dalam sosiologi biasanya digunakan oleh pihak atau organisasi yang mempunyai kekuatan.
ADVERTISEMENT
Saat ada penolakan dari pihak yang lemah muncul, maka pihak yang kuat akan memakai mekanisme kooptasi dengan sistem mengambil salah satu sumber daya manusia pihak yang lemah.
Artikel ini akan membahas tentang kooptasi dalam sosiologi, lengkap dengan ciri-ciri, bentuk, dan contohnya. Mari simak ulasannya hingga tuntas.
Ciri-Ciri Kooptasi dalam Sosiologi
Mamat Ruhimat, dkk dalam buku berjudul Ilmu Pengetahuan (Geografi, Sejarah Sosiologi, Ekonomi) menjelaskan bahwa kooptasi adalah proses penerimaan unsur-unsur baru oleh pemimpin suatu organisasi untuk mencegah terjadinya gangguan kepada organisasi tersebut.
Seorang akademisi dalam bidang sosiologi bernama Philip Selznick menjelaskan bahwa kooptasi merupakan mekanisme penyesuaian yang ditujukan dalam menjaga stabilitas otoritas untuk menghadapi ancaman.
Maksud mekanisme di sini adalah cara menjalankan kerja sama antara pihak yang kuat dengan yang lemah. Tujuannya untuk mendapatkan manfaat dari kerja sama tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya bentuk kerja sama ini bisa memberikan manfaat antara kedua pihak. Sayangnya dalam proses kooptasi, kebanyakan pihak kuat akan lebih diuntungkan daripada pihak yang lemah.
Ciri-ciri proses kooptasi dalam sosiologi sendiri adalah sebagai berikut.
Bentuk Kooptasi Sosial
Bentuk kooptasi atau kerja sama sosial dibedakan berdasarkan beberapa faktor sebagai berikut.
1. Kerja sama dari segi sifatnya
2. Kerja sama dari segi pelaksanaan
Contoh Kooptasi
Berikut ini adalah beberapa contoh kooptasi dalam kehidupan sosial.
ADVERTISEMENT
1. Sistem Zonasi Sekolah
Pada bidang pendidikan kooptasi muncul dengan adanya sistem zonasi siswa sekolah. Sistem ini diatur pada Permendikbud No.14 Tahun 2018.
Kebijakan ini bertujuan baik untuk membuat anak dapat bersekolah dekat dengan tempat tinggal tanpa harus melihat hasil UN sebagai syarat awal yang mutlak.
2. Transparansi Rekrutmen PNS
Pemerintah menjalankan kooptasi dengan transparansi rekrutmen PNS secara publik. Hal ini dilakukan melalui informasi formasi dibuka, pendaftaran, ujian, dan hasil ujian diinformasikan ke publik.
Demikianlah penjelasan kooptasi dalam sosiologi yang perlu diketahui, lengkap dengan ciri-ciri, bentuk, dan contohnya. Semoga bermanfaat. (ek)