Kronologi Kelengseran Soeharto dari Jabatan Presiden Indonesia

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
Konten dari Pengguna
24 Desember 2023 20:40 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kronologi kelengseran soeharto. Sumber: Amine M'siour/pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kronologi kelengseran soeharto. Sumber: Amine M'siour/pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Soeharto adalah presiden Indonesia kedua. Presiden Soeharto turun dari jabatan kepresidenan pada 1998. Adapun kronologi kelengseran Soeharto dari jabatan presiden berawal dari peristiwa di bulan Mei 1998.
ADVERTISEMENT
Nurmalaningrum dalam Lengsernya Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia menyebutkan bahwa kelengseran Presiden Soeharto juga menjadi tanda berakhirnya masa Orde Baru.
Jika ingin mengetahui informasi lebih lanjut seputar kronologi kelengseran Soeharto, simak selengkapnya dalam artikel berikut.

Kronologi Kelengseran Soeharto

Ilustrasi kronologi kelengseran soeharto. Sumber: Rosemary Ketchum/pexels.com
Sebagaimana penjelasan sebelumnya, Presiden Soeharto turun jabatan pada 1998. Hal ini terjadi akibat adanya peristiwa penting dalam sejarah. Adapun beberapa kronologi kelengseran Soeharto adalah:

1. 5 Maret 1998

Pada 5 Maret 1998, 20 mahasiswa Universitas Indonesia datang ke Gedung DPR/MPR guna mengungkapkan penolakan terkait pidato pertanggungjawaban yang diumumkan oleh Presiden Soeharto dalam sidang umum MPR serta menyerahkan agenda reformasi nasional. Setelah itu, mereka akhirnya diterima dalam Fraksi ABRI.

2. 11 Maret 1998

Pada 11 Maret 1998, Soeharto dan BJ Habibie akhirnya melakukan sumpah sebagai Presiden serta Wakil Presiden. Hal ini dilanjutkan pada 14 Maret 1998, saat Presiden Soeharto membentuk kabinet baru bernama Kabinet Pembangunan VII.
ADVERTISEMENT

3. 15 April 1998

Pada 15 April 1998, Presiden Soeharto meminta para mahasiswa untuk mengakhiri protesnya, lalu kembali ke kampus. Pasalnya, banyak mahasiswa dari perguruan tinggi negeri maupun swasta yang berdatangan untuk melakukan unjuk rasa demi menuntut reformasi politik.

4. 18 April 1998

Pada 18 April 1998, Jenderal Purn. Wiranto selaku Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI beserta 14 menteri Kabinet Pembangunan VII melaksanakan dialog bersama mahasiswa di Pekan Raya Jakarta. Sayangnya, mayoritas perwakilan mahasiswa justru menolak dialog tersebut.

5. 1-2 Mei 1998

Pada 1 Mei 1998, Soeharto menyampaikan lewat Menteri Dalam Negeri Hartono serta Menteri Penerangan Alwi Dachlan, bahwa reformasi baru akan dimulai pada 2003.
Pernyataan tersebut akhirnya diralat dan disampaikan bahwa reformasi politik telah bisa dilakukan sejak tahun 1998.

6. 4 Mei 1998

Pada 4 Mei 1998, para mahasiswa asal Yogyakarta, Bandung, serta Medan melakukan aksi demonstrasi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak. Aksi tersebut berdampak berubah menjadi kerusuhan ketika ada bentrok dengan para petugas keamanan. Pada 5 Mei 1998, terjadi aksi demonstrasi besar oleh para mahasiswa di Medan yang berakhir dengan kerusuhan.
ADVERTISEMENT

7. 9 Mei 1998

Pada 9 Mei 1998, Soeharto pergi ke Kairo guna melakukan pertemuan KTT F-15. Hal ini menjadi kunjungan ke luar negeri terakhirnya sebagai Presiden Indonesia.

8. 12-13 Mei 1998

Pada 12 Mei 1998, para aparat keamanan melakukan penembakan terhadap 4 mahasiswa Trisakti di halaman kampus saat aksi demonstrasi. Keesokan harinya, datang berbagai mahasiswa ke Kampus Trisakti guna mengungkapkan duka cita. Tetapi, kejadian tersebut berakhir dengan kerusuhan.

9. 14 Mei 1998

Pada 14 Mei 1998, Soeharto mengungkapkan di Kairo bahwa bersedia mengundurkan diri apabila masyarakat menginginkannya. Sementara itu, di Jabotabek terjadi kerusuhan lagi di beberapa pusat perbelanjaan. Hal itu membuat sekitar 500 orang meninggal dunia akibat kebakaran.

10. 15 Mei 1998

Soeharto sampai di Indonesia dan membantah bahwa telah menyampaikan ketersediaannya untuk mengundurkan diri. Pada masa ini, banyak masyarakat takut pergi keluar karena kondisi Jakarta yang mencekam.
ADVERTISEMENT

11. 19 Mei 1998

Soeharto mengumpulkan beberapa tokoh Islam, seperti Abdurachman Wahid, Nurcholis Madjid, KH Ali Yafie, hingga Malik Fajar. Para tokoh mengungkapkan bahwa mahasiswa serta masyarakat mengingikan lengsernya Soeharto.
Sayangnya, permintaan tersebut mendapatkan penolakan, sehingga Presiden Soeharto mengajukan pendirian Komite Reformasi. Soeharto juga menyampaikan bahwa dirinya tidak ingin lagi menjadi presiden. Namun, masyarakat maupun mahasiswa masih tidak tinggal diam.
Para mahasiswa pun berdatangan ke Gedung MPR untuk berunjuk rasa. Di sisi lain, Amien Rais mengajak mahasiswa maupun masyarakat untuk ke Lapangan Monumen Nasional guna memperingati Hari Kebangkitan Nasional.

12. 20-21 Mei 1998

Pada 20 Mei 1998, petugas memblokade jalan ke Lapangan Monas menggunakan kawat berduri demi mencegah massa. Namun ternyata, Amien Rais membatalkan pengajakan massa menuju Lapangan Monas tersebut karena takut menelan korban jiwa.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, ribuan mahasiswa masih bertahan di halaman Gedung MPR/DPR dan mendesak kemunduran Soeharto. Akhirnya, pada 21 Mei 1998, Soeharto mengumumkan untuk mengundurkan diri dari jabatan presiden dan digantikan oleh BJ Habibie sebagai Presiden ketiga.
Demikian beberapa informasi berkaitan dengan kronologi kelengseran Soeharto. [ENF]