Konten dari Pengguna

Kronologi Terjadinya Perang Diponegoro Melawan Belanda

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
8 Juni 2024 21:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kronologi terjadinya perang diponegoro, sumber foto: Kony Xyzx by pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kronologi terjadinya perang diponegoro, sumber foto: Kony Xyzx by pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perang Diponegoro merupakan sebuah bukti perlawanan yang dilakukan rakyat Jawa di bawah kepemimpinan Pangeran Diponegoro terhadap Belanda. Kronologi terjadinya Perang Diponegoro adalah penangkapan Pangeran Diponegoro dan Mangkubumi di Tegalrejo.
ADVERTISEMENT
Biasanya perang tersebut sering dinamakan sebagai perang Jawa karena terjadi di Tanah Jawa. Perang tersebut berlangsung cukup lama yaitu selama lima tahun dari 1825 sampai 1830.
Dikutip dari buku Kamus Sejarah Agama Islam karya Syarif Yahya, simak penjelasan berikut untuk mengetahui kronologi Perang Diponegoro.

Kronologi Terjadinya Perang Diponegoro

Ilustrasi kronologi terjadinya perang diponegoro, sumber foto: Somchai Kongkamsri by pexels.com
Perang yang berlangsung selama lima tahun tersebut berawal dari peristiwa tanggal 20 Juli 1825. Waktu itu pihak istana mengutus dua bupati senior untuk menangkap Pangeran Diponegoro serta Mangkubumi di Tegalrejo.
Menariknya Pangeran Diponegoro berhasil meloloskan diri, hanya saja kediamannya di Tegalrejo terbakar habis. Pangeran Diponegoro kemudian melarikan diri hingga ke Gua Selarong di Bantul sebagai markas besarnya.
Bukan menyerah, tetapi Pangeran Diponegoro sedang mengumpulkan perlengkapan untuk melawan Belanda. Beliau melibatkan berbagai kalangan untuk mendapatkan dana perang mulai dari kaum petani hingga golongan priyayi.
ADVERTISEMENT
Mendengar keputusan Diponegoro para kaum pribumi dengan penuh semangat ikut mendukung keputusan tersebut. Bahkan para pribumi akan senantiasa membela tanah airnya hingga titik darah penghabisan.
Pangeran Diponegoro tidak sendiri, melainkan dibantu Kyai Mojo untuk menjadi pemimpin spiritual pemberontakan. Bahkan juga berkoordinasi dengan I.S.K.S. Pakubuwono VI dan Raden Tumenggung Prawirodigdoyo Bupati Gagatan.
Adanya dukungan dari berbagai pihak membuat Pangeran Diponegoro terus mengobarkan semangat dari berbagai daerah. Bahkan keberhasilan melawan Belanda bisa meluas di beberapa wilayah di Jawa timur hingga bisa menggerakkan kekuatan di seluruh Jawa.
Selama perang berlangsung, Pangeran Diponegoro menerapkan strategi gerilya dan perang atrisi. Puncaknya terjadi di tahun 1827, di mana Belanda mengerahkan lebih dari 23 ribu orang, apalagi menerapkan penyerangan sistem benteng.
ADVERTISEMENT
Strategi yang diterapkan Belanda justru membuat Pangeran Diponegoro dan pasukannya terjepit. Perang memang berlangsung sengit dan berbagai pendukungnya sudah banyak yang ditangkap Belanda, hingga akhirnya Pangeran Diponegoro menyerahkan diri.
Penyerahan diri tersebut menjadi tanda berakhirnya Perang Diponegoro melawan Belanda. Kronologi terjadinya perang Diponegoro memang berawal dari penangkapan Pangeran Diponegoro dan Mangkubumi di Tegalrejo, hanya saja keduanya berhasil meloloskan diri. (DSI)