Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Latar Belakang dan Tujuan Pemberontakan DI/TII Jawa Tengah
28 September 2023 22:42 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Tujuan pemberontakan DI/TII Jawa Tengah sama dengan yang terjadi di Jawa Barat, yakni untuk mendirikan Negara Islam Indonesia (NII).
ADVERTISEMENT
DI/TII dibentuk oleh Kartosuwiryo pada Maret 1948 di Jawa Barat. Pemberontakan ini juga terjadi di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya di Jawa Tengah.
Berikut akan dibahas mengenai pemberontakan DI/TII Jawa Tengah yang dikutip dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial 3 oleh Grasindo.
Latar Belakang Pemberontakan DI/TII Jawa Tengah
Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah berlangsung pada 23 Agustus 1949 - Juni 1954.
Peristiwa ini dilatarbelakangi adanya perubahan situasi politik di Jawa Tengah akibat penandatanganan Perjanjian Renville.
Pasalnya, ada beberapa kubu yang menolak adanya Perjanjian Renville tersebut sehingga memunculkan berbagai aksi pemberontakan di wilayah Jawa Tengah, terutama Tegal-Brebes. Salah satunya pemberontakan DI/TII Jawa Tengah.
Tujuan Pemberontakan DI/TII Jawa Tengah
Seperti di Jawa Barat, tujuan pemberontakan DI/TII Jawa Tengah adalah untuk mendirikan Negara Islam Indonesia (NII).
ADVERTISEMENT
Selain itu, pemberontakan ini juga terjadi sebagai bentuk rasa tidak puas dengan penandatanganan Perjanjian Renville yang dianggap memberi dampak buruk terhadap daerah Jawa Tengah.
Tokoh Pemberontakan DI/TII Jawa Tengah
Pemberontakan DI/TII digawangi oleh beberapa tokoh atau lembaga yang kemudian meluas di wilayah Jawa Tengah, antara lain sebagai berikut.
1. Amir Fatah
Amir Fatah merupakan tokoh pemimpin pertama pemberontakan yang menamakan diri Majelis Islam. Gerakan ini menyebar di Tegal, Brebes, dan Pekalongan.
Kemudian Amir Fatah bergabung dengan Kartosuwiryo yang kemudian menunjuknya sebagai komandan pertempuran Jawa Tengah.
2. Moh. Mahfudz Abdul Rahman
Pria yang dikenal juga dengan sebutan Kyai Somolangu ini memimpin pemberontakan di wilayah Kebumen, yang menamakan diri sebagai Angkatan Umat Islam.
Pemberontakan ini bisa ditumpas dalam waktu tiga bulan. Sedangkan sisa-sisa anggota kelompok pemberontakan ini akhirnya bergabung dengan DI/TII Kartosuwiryo.
ADVERTISEMENT
3. Batalyon 426
Berbasis di Kudus dan Magelang, Batalyon 426 membantu pergerakan DI/TII Jawa Tengah. Batalyon 426 bergabung dengan DI/TII untuk melakukan pemberontakan pada Desember 1951.
Kehadirannya menguatkan lagi DI/TII yang sebelumnya sudah diberantas oleh TNI. Namun, pada akhirnya Batalyon 426 berhasil dikalahkan oleh TNI sedangkan anggota yang tersisa kabur ke Jawa Barat.
4. Merapi Merbabu Complex (MMC)
MMC atau Merapi Merbabu Complex merupakan sisa-sisa anggota dari gerakan DI/TII yang melarikan diri ke pegunungan Merapi dan Merbabu. Di sana mereka melakukan berbagai tindakan kriminal, yaitu perusakan dan pembunuhan.
Gerakan DI/TII di Jawa Tengah pada akhirnya bisa diberantas oleh pasukan khusus TNI yang bernama Banteng Raiders pada tahun 1954. Operasi yang dilakukan oleh tim khusus ini bernama Gerakan Banteng Negara (GBN).
ADVERTISEMENT
Demikian pembahasan mengenai tujuan pemberontakan DI/TII Jawa Tengah. (SP)