Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Latar Belakang Konflik Jalur Bukit Chittagong yang Terjadi di Bangladesh
9 Maret 2024 22:18 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Konflik Jalur Bukit Chittagong merupakan peristiwa pelik yang pernah terjadi di dunia, tepatnya di Bangladesh. Konflik tersebut muncul sebagai akibat dari kebencian masyarakat yang meluas akibat perpindahan penduduk.
ADVERTISEMENT
Perpindahan penduduk memang fenomena yang umum terjadi dan seharusnya tidak menimbulkan masalah. Namun, perpindahan penduduk di sana berlangsung secara tidak adil sebab penduduk yang dipindahkan tidak menerima kompensasi.
Konflik Jalur Bukit Chittagong di Bangladesh
Konflik Jalur Bukit Chittagong merupakan salah satu peristiwa sejarah di dunia yang mempunyai kisah panjang. Kondisi itu terjadi karena konflik tersebut berlangsung selama dua puluh tahun, sejak 1977 sampai dengan 1997.
Konflik yang berlangsung dalam dua dekade itu tentunya tidak terjadi secara serta-merta. Konflik mengenai Jalur Bukit Chittagong mempunyai latar belakang yang cukup pelik, berikut penjelasannya.
Perpindahan Penduduk
Mengutip dari buku berjudul Buku Ajar Proxy War karya Yulivan (2019: 106), latar belakang konflik di Jalur Bukit Chittagong bermula saat Bangladesh adalah sayap timur Pakistan.
ADVERTISEMENT
Pada masa tersebut, ada kebencian yang meluas di kalangan masyarakat. Kebencian tersebut meluas karena terjadinya pemindahan lebih dari 100.000 penduduk asli akibat pembangunan Bendungan Kaptai tahun 1962.
Masyarakat yang mengalami pemindahan pada masa itu tidak mendapatkan bayaran dari otoritas publik. Kemudian, ribuan lainnya melarikan diri ke India.
Penuntutan terhadap Hak-hak Masyarakat
Mengutip dari buku yang sama, Yulivan (2019: 106), setelah negara Bangladesh terbentuk pada 1971, perwakilan Jalur Bukit Chittagong Manabendra Narayan Larma mengupayakan otonomi dan hak-hak masyarakat di wilayah tersebut.
Larma beserta perwakilan Jalur Bukit Chittagong kemudian melakukan protes terhadap Konstitusi Bangladesh. Protes tersebut terjadi karena Konstitusi Bangladesh tidak mengakui identitas etnis dan budaya orang-orang non-Bengali di Bangladesh.
Rangkaian kepentingan itu kemudaiaan membuat Larma beserta penduduk lain mendirikan Parbatya Chattagram Jana Samhati Samiti (PCJSS). PCJSS merupakan asosiasi politik pribumi yang terikat bersama pada tahun 1973.
ADVERTISEMENT
Pecahnya Pemberontakan
Sayap bersenjata PCJSS akhirnya melawan kebijakan pemerintah. Shanti Bahini mengirimkan serangan pertama terhadap karavan Angkatan Bersenjata Bangladesh pada tahun 1977.
Setelah perjuangan panjang, konflik Jalur Bukit Chittagong berakhir dengan perjanjian damai. Perjanjian damai antara pemerintah Bangladesh dan PCJSS terjadi pada 1997. (AA)