Latar Belakang Pengambilalihan Kekuasaan Jepang di Yogyakarta

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
Konten dari Pengguna
17 Mei 2024 19:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi latar belakang pengambilalihan kekuasaan jepang di yogyakarta. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi latar belakang pengambilalihan kekuasaan jepang di yogyakarta. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Latar belakang pengambilalihan kekuasaan Jepang di Yogyakarta adalah ketidakpuasan masyarakat pribumi terhadap sikap Jepang yang semena-mena.
ADVERTISEMENT
Artikel ini akan menjawab lebih lanjut latar belakang pengambilalihan kekuasaan Jepang di Yogyakarta yang menarik diketahui.

Latar Belakang Pengambilalihan Kekuasaan Jepang di Yogyakarta

Ilustrasi latar belakang pengambilalihan kekuasaan jepang di yogyakarta. Foto: Pixabay
Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945, Indonesia masih harus melakukan perlawanan terhadap para penjajah.
Salah satunya seperti yang terjadi pada masyarakat pribumi di Yogyakarta yang berjuang untuk mengambil alih kekuasaan Jepang.
Saat itu, Jepang bahkan mengaku kalau sekutu mempercayakan mereka untuk menjamin ketentraman dan ketertiban umum hingga tentara pendudukan datang.
Jepang juga membubarkan dan melucuti senjata PETA dan Heiho untuk menghindari pemberontakan. Jepang juga masih menguasai berbagai perusahaan.
Jepang menduduki berbagai kantor dan memberi perintah yang membuat rakyat tidak menerima sikap tersebut dan memilih melakukan pemberontakan.
ADVERTISEMENT
Pengambilalihan kekuasaan Jepang di Yogyakarta terjadi pada 26 september 1945. Aksi perebutan kekuasaan dimulai pada pukul 10 pagi dengan puncak aksi ditandai dengan mogok kerja.
Mogok kerja dilakukan oleh para pegawai yang bekerja di perkantoran Jepang. Mereka menuntut Jepang menyerahkan semua kantor kepada Indonesia.
Komite Nasional Indonesia (KNI) daerah Yogyakarta akhirnya menyatakan bahwa kekuasaan Jepang telah kembali pada pemerintah Indonesia pada 27 september 1945.
Gedung Cokan Kantai juga berhasil direbut dan kemudian dijadikan sebagai kantor KNI pada 5 oktober 1945 yang sekarang dikenal dengan Gedung Agung atau Gedung Nasional.
Usaha pengambilalihan kekuasaan Jepang di Yogyakarta juga dilakukan dengan usaha merebut senjata dan markas Osha Butai di Kotabaru.
Sebelumnya, telah dilakukan perundingan antara Jepang dengan pejuang Yogyakarta pada 6 Oktober 1945, tapi tidak mencapai mufakat.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, dilakukan penyerbuan ke markas Jepang oleh para pejuang Yogyakarta pada 7 Oktober 1945 karena Jepang tidak mau menyerahkan senjata.
Pejuang Yogyakarta dipimpin oleh Badan Keamanan Rakyat, dibantu oleh KNID Yogyakarta dan Polisi Istimewa yang menjadi pelindung.
Masyarakat di sekitar Kotabaru juga ikut dalam pertempuran, sehingga terbentuk laskar rakyat. Dari sana pula, akhirnya terbentuk Tentara Keamanan Rakyat.
Demikian adalah pembahasan tentang latar belakang pengambilalihan kekuasaan Jepang di Yogyakarta yang patut diketahui. (SP)