Konten dari Pengguna
Legenda Batu Menangis yang Jadi Cerita Rakyat Turun Temurun
22 Agustus 2025 22:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
Kiriman Pengguna
Legenda Batu Menangis yang Jadi Cerita Rakyat Turun Temurun
Inilah legenda Batu Menangis yang jadi cerita rakyat turun-temurun.Sejarah dan Sosial
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Legenda Batu Menangis adalah salah satu cerita rakyat Indonesia yang diwariskan turun-temurun.
ADVERTISEMENT
Kisah ini mengandung pesan moral kuat tentang bakti anak kepada orang tua dan konsekuensi dari sikap durhaka.
Asal Usul Legenda Batu Menangis
Mengutip dari situs unikom.ac.id, legenda Batu Menangis berasal dari Kalimantan Barat, tepatnya di Desa Jabar, Kecamatan Ella Hilir.
Kisah Legenda Batu Menangis berpusat pada seorang gadis cantik bernama Darmi yang hidup bersama ibunya yang miskin. Sang ibu sehari-hari bekerja keras sebagai petani demi menghidupi mereka, sedangkan Darmi justru lebih sibuk mempercantik diri.
Ia sering kali mengabaikan tugasnya sebagai anak, bahkan menolak permintaan sang ibu dengan berbagai alasan sepele.
Puncak kisah terjadi ketika Darmi mempermalukan ibunya di depan orang banyak. Dengan sombong, ia menyangkal hubungan darah mereka dan menyebut ibunya hanya seorang pembantu.
ADVERTISEMENT
Ucapan itu menjadi luka mendalam bagi sang ibu yang selama ini penuh pengorbanan. Rasa kecewa yang tak tertahankan membuat sang ibu menengadahkan doa kepada Tuhan agar anaknya mendapat pelajaran setimpal.
Doa itu pun dikabulkan, Darmi perlahan berubah menjadi batu, sementara air mata yang tak henti mengalir membasahi wajahnya menjadi simbol penyesalan abadi.
Dari sinilah lahir cerita rakyat yang dikenal sebagai Legenda Batu Menangis, sebuah kisah sarat makna tentang pentingnya berbakti kepada orang tua dan bahaya kesombongan.
Pesan Moral dalam Legenda Batu Menangis
Cerita rakyat ini sarat dengan pelajaran hidup. Darmi digambarkan sebagai sosok malas, manja, dan sombong.
Sebaliknya, sang ibu mewakili nilai kerja keras, kesabaran, dan kasih sayang. Dari kontras kedua tokoh tersebut, masyarakat diajak untuk menghormati orang tua dan tidak terjebak pada kesombongan.
ADVERTISEMENT
Simbol batu dalam kisah ini melambangkan hati yang keras, sementara air mata yang mengalir abadi menjadi tanda penyesalan yang datang terlambat.
Relevansi dari kisah ini masih kuat hingga hari ini, terutama di tengah budaya modern yang sering membuat hubungan keluarga renggang.
Legenda Batu Menangis bukan sekadar dongeng pengantar tidur, melainkan pengingat akan pentingnya berbakti kepada orang tua.
Air mata yang terus mengalir dari batu menjadi simbol bahwa penyesalan tidak akan pernah bisa mengubah masa lalu. Dengan menjaga nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya, generasi sekarang dapat tetap mengambil hikmah dari warisan budaya ini. (Echi)

