Konten dari Pengguna

Legenda Ciung Wanara, Kisah Rakyat dari Tanah Sunda

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
21 April 2025 19:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Legenda Ciung Wanara, Kisah Rakyat dari Tanah Sunda, Unsplash/Muhammad Azzam
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Legenda Ciung Wanara, Kisah Rakyat dari Tanah Sunda, Unsplash/Muhammad Azzam
ADVERTISEMENT
Legenda Ciung Wanara merupakan salah satu cerita rakyat yang telah lama berkembang di kalangan masyarakat Sunda. Legenda ini dikenal sebagai warisan budaya yang mengandung kearifan lokal yang juga mencerminkan nilai-nilai luhur yang masih relevan hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Sebagai bagian dari tradisi lisan, legenda ini terus diteruskan dari generasi ke generasi, memperkaya khazanah budaya Indonesia.
Legenda Ciung Wanara juga menjadi simbol keberanian dan kebijaksanaan yang menginspirasi banyak orang untuk tetap teguh menghadapi tantangan dalam hidup.

Legenda Ciung Wanara

Ilustrasi Legenda Ciung Wanara, Unsplash/Gede Pranata
Mengutip dari disdik.purwakartakab.go.id, legenda Ciung Wanara merupakan salah satu cerita rakyat terkenal dari Tatar Sunda yang berasal dari Kerajaan Galuh, wilayah yang sekarang dikenal sebagai Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Cerita ini menggambarkan kisah tentang kebenaran, keadilan, dan perebutan tahta kerajaan yang melibatkan tokoh utama bernama Ciung Wanara.
Alkisah, Prabu Permana di Kusumah, raja Kerajaan Galuh, memutuskan untuk turun takhta dan bertapa, lalu menyerahkan kekuasaan sementara kepada seorang abdi kepercayaannya bernama Aria Kebonan.
ADVERTISEMENT
Sebelum pergi, sang raja berpesan agar Aria Kebonan tidak menikahi atau menyentuh kedua istrinya, yaitu Dewi Pangrenyep dan Dewi Naganingrum.
Namun, Aria Kebonan melanggar janji dan menguasai kerajaan dengan gelar Prabu Barma Wijaya Kusuma. Ia berpihak kepada Dewi Pangrenyep dan mencelakakan Dewi Naganingrum, yang sedang mengandung anak Prabu Permana.
Setelah melahirkan, anak Dewi Naganingrum dibuang ke Sungai Citanduy atas perintah Dewi Pangrenyep. Bayi tersebut ditemukan oleh sepasang petani dan diberi nama Ciung Wanara. Ia tumbuh menjadi pemuda cerdas dan kuat.
Ketika dewasa, Ciung Wanara mengikuti pertandingan sabung ayam di istana. Ayamnya berhasil mengalahkan ayam raja, dan sebagai hadiah, ia meminta setengah dari kerajaan.
Melalui serangkaian kejadian, akhirnya terungkap bahwa Ciung Wanara adalah putra kandung Prabu Permana. Ia kemudian merebut kembali tahta kerajaan dan menghukum Aria Kebonan serta Dewi Pangrenyep.
ADVERTISEMENT
Legenda ini berakhir dengan pembagian wilayah antara Ciung Wanara dan saudaranya yang lain, dan Sungai Citanduy dijadikan batas antara dua wilayah tersebut.
Itulah penjelasan mengenai legenda Ciung Wanara, yang merupakan kisah rakyat dari tanah Sunda. Cerita ini menjadi simbol kemenangan kebenaran dan keadilan, serta asal-usul Sungai Pamali yang dipercaya sebagai batas budaya antara Sunda dan Jawa.