Konten dari Pengguna

Legenda Pulau Kemaro yang Mengandung Banyak Makna

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
22 Juli 2024 21:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Legenda Pulau Kemaro. Sumber: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Legenda Pulau Kemaro. Sumber: Unsplash
ADVERTISEMENT
Legenda Pulau Kemaro menjadi kisah yang diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Ensiklopedia: Seni, Budaya, dan Pariwisata Kota Palembang oleh Syarifuddin, dkk., Pulau Kemaro adalah delta yang berada di tengah Sungai Musi bagian Hilir yang membelah Kota Palembang. Pada zaman Kesultanan, Pulau Kemaro dijadikan benteng pertahanan sebelum memasuki Ibu Kota.
Pulau Kemaro menyimpan sebuah legenda yang tersebar di masyarakat.

Legenda Pulau Kemaro

Ilustrasi Legenda Pulau Kemaro. Sumber: Unsplash
Pulau Kemaro mempunyai luas terbatas, yakni hanya 30 hektar dengan penghuni ratusan orang saja. Meskipun demikian, wilayah ini jarang sepi sebab selalu menjadi destinasi wisata yang dipilih wisatawan dari berbagai daerah.
Terdapat sebuah legenda mengenai Pulau Kemaro. Wilayah ini berawal dari kisah cinta yang terjadi antara saudagar Tiongkok, Tan Bun An, dengan putri Palembang, yakni Siti Fatimah. Tan Bun An merasa jatuh cinta pada Siti Fatimah yang kemudian ia bawa ke Tiongkok dengan tujuan meminta restu orang tua.
ADVERTISEMENT
Orang tua Tan Bun An menyetujui pernikahan sang anak seraya memberi hadiah tujuh guci besar. Guci-guci tersebut segera dibawa pulang Tan Bun An dan Siti Fatimah dengan berlayar. Ketika berada di tengah Sungai Musi, Tan Bun An merasa penasaran mengenai isi guci.
Tan Bun An kemudian membuka guci-guci tersebut dan menemukan sawi-sawi asin di dalamnya. Merasa terkejut dan marah, Tan Bun An melemparkan guci tersebut ke Sungai Musi. Saat akan melempar guci yang ketujuh, tanpa disengaja guci jatuh sehingga pecah di atas perahu. Ternyata, dalam guci tercebut terdapat harta benda yang ditutupi sawi-sawi asin.
Merasa menyesal, Tan Bun An segera melompat ke air dengan tujuan mengambil guci-guci yang telah dibuangnya. Para pengawal turut terjun ke dalam air demi menjaga dan membantu majikannya.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, Tan Bun An dan semua pengawalnya tidak muncul ke permukaan.
Siti Fatimah yang kala itu panik segera menyusul lompat ke dalam air dan tidak kembali ke permukaan. Hingga beberapa waktu kemudian muncul sebuah pulau kecil di tempat Tan Bun An dan Siti Fatimah terjun.
Pulau itu diberi nama Pulau Kemaro yang berarti kemarau sebab tidak pernah terendam air walaupun arus Sungai Musi sangat tinggi.
Nah itu dia sekilas pembahasan mengenai legenda Pulau Kemaro dan maknanya.(LAU)