Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Legenda Rawa Pening dan Pesan Tersirat Didalamnya
29 Juni 2024 23:30 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Legenda Rawa Pening berkisah tentang asal mula terbentuknya danau atau Rawa Pening yang berlokasi di Jawa Tengah. Legenda rawa ini sendiri mempunyai beberapa versi, salah satunya dari kisah Baru Klinting.
ADVERTISEMENT
Simak legenda Rawa Pening dan pesan moral didalamnya, di sini!
Legenda Rawa Pening Secara Singkat
Legenda Rawa Pening bermula dari sebuah desa bernama Desa Ngasem, yang dipimpin seorang kepala desa bijaksana, yakni Ki Sela Gondang.
Ki Sela Gondang terkenal bijaksana dan ia mempunyai istri dan seorang putri cantik yang diberi nama Endang Sawitri. Endang Sawitri mendapatkan kutukan, di mana ia harus mengandung dan melahirkan anak berwujud naga. Anak naga tersebut diberi nama Baru Klinting.
Setelah besar Baru Klinting pergi ke Gunung Telomoyo dan bertapa, ia ingin melepaskan kutukan yang diterima dan bisa menjadi anak manusia pada umumnya.
Setelah bertapa yang dilakukannya berhasil, ia pergi ke sebuah desa bernama Desa Pathok yang sedang mengadakan pesta rakyat. Baru Klinting datang untuk meminta makanan kepada penduduk desa. Namun, ia mendapat penolakan karena tubuhnya yang penuh luka, lusuh, dan berbau amis.
ADVERTISEMENT
Baru Klinting akhirnya pergi dengan sakit hati karena diolok-olok. Baru klinting terus berjalan hingga bertemu seorang nenek tua bernama Nyai Latung. Melihat kondisi Baru Klinting, nenek memberikan makanan dan minuman.
Setelah makan dan minum, Baru Klinting mengatakan kepada Nyai Latung agar naik lesung saat mendengar suara kentongan. Nyi Latung menyanggupinya.
Baru Klinting kembali lagi ke pesta rakyat desa Pathok dan menantang para warga yang tidak mempunyai rasa iba terhadap sesama tersebut.
Baru Klinting ingin warga mencabut sebatang lidi yang tertancap di tanah. Namun, tidak ada satu orang pun yang bisa mencabutnya. Baru Klintinglah yang berhasil mencabut lidi tersebut.
Kemudian dari bekas tancapan lidi muncul air yang deras. Semburan air semakin besar dan menjadi air bah yang banyak. Penduduk desa panik dan membunyikan kentongan untuk mengajak penduduk lain menyelamatkan diri.
ADVERTISEMENT
Nyai Latung yang mendengar bunyi kentongan akhirnya naik ke atas lesung. Nyai Latung sadar bahwa desa Pathok tergenang air bah dan Nyai Latung memutuskan tinggal di pinggir desa yang telah menjadi rawa.
Nyai Latung kemudian memberikan nama rawa tersebut dengan sebutan Rawa Pening yang asalnya dari genangan air bening yang membentuk sebuah rawa.
Pesan Moral dari Legenda Rawa Pening
Sumbi Sambangsari dalam buku berjudul Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara menjelaskan bahwa pesan dalam legenda Rawa Pening mengajarkan kita agar selalu berbuat kebaikan kepada siapa pun tanpa melihat dari penampilannya.
Itulah penjelasan tentang legenda Rawa Pening dan pesan tersirat di dalamnya. (eK)