Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten dari Pengguna
Legenda Sangkuriang dan Kisah Cintanya yang Terlarang
30 Oktober 2024 13:13 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kisah ini menyuguhkan cerita mengenai seorang pemuda bernama Sangkuriang yang tanpa sengaja jatuh cinta kepada ibunya sendiri, Dayang Sumbi.
Dengan alur yang kaya akan kejutan dan unsur magis, legenda ini memperlihatkan perjalanan hidup, cinta, dan tragedi dalam satu rangkaian cerita.
Legenda Sangkuriang
Dikutip dari indonesia.go.id, berikut legenda Sangkuriang, cerita rakyat asal tanah Sunda yang penuh dengan pesan moral dan kejutan.
Cerita ini diawali dengan Dayang Sumbi, seorang wanita cantik yang tinggal dalam kesendirian di sebuah pondok di tengah hutan.
Suatu hari, ketika sedang menenun, alat tenunnya terjatuh, dan ia pun bersumpah akan menikahi siapa pun yang mau mengambilkannya.
Tanpa disangka, seekor anjing bernama Tuman, yang sebenarnya adalah jelmaan dewa, mengambil alat itu, sehingga Dayang Sumbi memenuhi sumpahnya dan menikahi Tumang.
ADVERTISEMENT
Dari hubungan tersebut, lahirlah seorang anak laki-laki yang diberi nama Sangkuriang, yang tumbuh menjadi pemuda dengan kesaktian luar biasa.
Sangkuriang tidak pernah mengetahui bahwa Tumang adalah ayahnya sendiri. Suatu hari saat berburu di hutan, Sangkuriang membunuh Tumang tanpa sadar bahwa itu adalah ayah kandungnya.
Dayang Sumbi sangat terpukul dan marah ketika mengetahui kejadian ini. Ia memukul kepala Sangkuriang dengan sendok kayu, meninggalkan luka yang tak pernah hilang.
Sangkuriang merasa kecewa dan bersalah, sehingga ia memutuskan untuk pergi jauh meninggalkan kampung halamannya.
Bertahun-tahun kemudian, Sangkuriang kembali ke kampung halamannya. Tanpa menyadari siapa wanita cantik yang ia temui, Sangkuriang jatuh cinta pada Dayang Sumbi, yang tak lain adalah ibunya sendiri.
Dayang Sumbi pun tidak mengenali pemuda itu sebagai anaknya, sehingga ia menerima lamaran Sangkuriang. Mereka berdua pun sepakat untuk menikah.
ADVERTISEMENT
Suatu hari, Dayang Sumbi menyadari ada bekas luka di kepala Sangkuriang yang sangat mirip dengan luka di kepala anaknya yang telah lama hilang.
Saat bertanya mengenai luka tersebut, Dayang Sumbi kaget ketika menyadari bahwa Sangkuriang adalah putra kandungnya sendiri. Ia sangat terguncang, namun menyadari bahwa ia tidak mungkin menikah dengan anaknya sendiri.
Untuk membatalkan rencana pernikahan tanpa melukai hati Sangkuriang, Dayang Sumbi pun mengajukan dua syarat yang sangat sulit.
Pertama, Sangkuriang harus membuat bendungan di Sungai Citarum. Kedua, ia harus membuat sebuah perahu besar untuk menyeberangi sungai. Kedua syarat ini harus diselesaikan dalam satu malam, sebelum fajar tiba.
Dengan segala kekuatannya, Sangkuriang mulai mengerjakan kedua permintaan itu. Namun, Dayang Sumbi yang cemas menyaksikan bahwa pekerjaan tersebut hampir selesai, akhirnya menyiapkan akal licik.
ADVERTISEMENT
Ia membentangkan kain sutera putih di ufuk timur untuk menciptakan ilusi bahwa matahari akan terbit.
Langit tampak memerah, seakan pertanda fajar sudah tiba. Sangkuriang pun berhenti bekerja, mengira dirinya gagal memenuhi syarat.
Diliputi rasa kecewa dan amarah, Sangkuriang menghancurkan bendungan yang telah dibuatnya, sehingga terjadi banjir besar di wilayah tersebut.
Bekas bendungan itu dipercaya berada di tempat yang kini disebut “Sanghyang Tikoro,” dekat PLTA Saguling.
Sementara itu, perahu besar yang telah disiapkan Sangkuriang ditendangnya hingga terbalik dan berubah menjadi sebuah gunung yang kini dikenal sebagai Gunung Tangkuban Perahu.
Pohon yang digunakan untuk membuat perahu tersebut juga berubah menjadi beberapa gunung lainnya, seperti Gunung Bukit Tunggul dan Gunung Burangrang.
Legenda Sangkuriang menjadi salah satu kisah yang diwariskan dari generasi ke generasi di tanah Sunda, menyiratkan nilai moral dan norma-norma dalam masyarakat.
ADVERTISEMENT
Selain menjadi cerita rakyat yang menegangkan, legenda Sangkuriang ini juga menggambarkan bagaimana pentingnya menjaga hubungan dalam keluarga dan menampilkan sisi mistis yang selalu menjadi bagian dari budaya masyarakat Sunda. (Shofia)