Konten dari Pengguna

Legenda Tangkuban Perahu dan Pesan Moral yang Tersirat

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
29 Mei 2024 20:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Hanya Ilustrasi: Legenda Tangkuban Perahu. Sumber: Dio Hasbi Saniskoro/Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Foto Hanya Ilustrasi: Legenda Tangkuban Perahu. Sumber: Dio Hasbi Saniskoro/Pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Legenda Tangkuban Perahu merupakan legenda yang terkenal di Jawa Barat. Legenda ini menceritakan kisah anak bernama Sangkuriang yang jatuh cinta pada ibu kandungnya sendiri, yaitu Dayang Sumbi.
ADVERTISEMENT
Lantas bagaimana kisahnya dan apa pesan moral di dalamnya, simak di sini!

Legenda Tangkuban Perahu

Foto Hanya Ilustrasi: Legenda Tangkuban Perahu. Sumber: Stijn Dijkstra/Pexels.com
Legenda gunung Tangkuban Perahu bermula dari kisah Prabu Bramawijaya yang kerajaannya terletak di Priangan, Jawa Barat. Ketika raja berburu, raja buang air kecil dan air seninya tertampung dalam tempurung kelapa.
Air seni itu diminum seekor babi hutan betina. Babi hutan tersebut akhirnya hamil dan melahirkan anak perempuan cantik. Raja yang berburu menemukan anak tersebut dan memberinya nama Dayang Sumbi.
Setelah dewasa Dayang Sumbi menyendiri di hutan belantara. Saat dia menenun kain, anak toraknya jatuh. Dayang Sumbi berucap, siapa yang bisa memungut toraknya, jika perempuan akan diangkat saudara dan jika laki-laki akan dijadikan suami.
Akhirnya seorang anjing kesayangannya, yakni Tumang mengambil torak tersebut. Akhirnya Dayang Sumbi menjadikan Tumang suaminya. Tumang dan Dayang Sumbi mempunyai anak tampan, diberi nama Sangkuriang.
ADVERTISEMENT
Namun, Sangkuriang membunuh Tumang yang merupakan ayahnya. Akhirnya Sangkuriang diusir oleh Dayang Sumbi. Setelah Sangkuriang dewasa, ia kembali ke kampung dan bertemu Dayang Sumbi.
Sangkuriang jatuh cinta kepada ibunya, namun ibunya tidak mau, karena ia tahu bahwa Sangkuriang adalah anaknya. Untuk menolak cinta Sangkuriang, Dayang Sumbi meminta Sangkuriang membuat Perahu dalam waktu semalam.
Sangkuriang yang sakti mandraguna akhirnya menyanggupi permintaan Dayang Sumbi. Di tengah Sangkuriang membuat perahu, Dayang Sumbi berhasil menggagalkan rencana Sangkuriang.
Dayang Sumbi menumbuk padi saat tengah malam membuat ayam jago berkokok, karena mengira waktu sudah pagi. Dayang Sumbi juga membuat fajar tipuan di ufuk timur.
Sangkuriang yang merasa gagal dan kecewa, menyepak perahu yang dibuatnya dan terbalik menimpa dirinya sendiri. Kemudian perahu tersebut berubah menjadi gunung yang dikenal sebagai Gunung Tangkuban Perahu.
ADVERTISEMENT

Pesan Moral Legenda Tangkuban Perahu

Abdul Karim, dkk dalam buku berjudul Belajar dari Leluhur: Manuskrip dan Tradisi Lisan sebagai Sumber Pengetahuan Ekologi dan Mitigasi Bencana menjelaskan bahwa Dayang Sumbi merupakan simbol dari sikap bijaksana dalam memelihara alam semesta.
Sedangkan, Sangkuriang mencerminkan sikap eksploitasi alam yang sembrono. Dayang Sumbi simbol sikap bijaksana dalam memperlakukan alam dan menghindari berbagai tindakan yang merusak, seperti yang dilakukan Sangkuriang.
Dengan demikian, pesan moral dalam kisah ini adalah anjuran untuk menjaga kelestarian alam dan membangun kesadaran ekologis untuk mewujudkan masa depan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Itulah legenda Tangkuban Perahu dan pesan moral yang ada di dalamnya yang menarik untuk diketahui. (eK)