Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Makam Cut Nyak Dien: Asal Mula dan Fakta-Fakta di Baliknya
22 April 2024 23:36 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Cut Nyak Din oleh Muchtaruddin Ibrahim, perjuangan Cut Nyak Dien dilakukan dalam berbagai cara, termasuk bergerilya selama 20 tahun bersama Teuku Umar, suaminya. Mulai dari menjelajahi hutan hingga berpindah-pindah tempat.
Setelah Cut Nyak Dien meninggal dunia, letak makamnya yang berada di Sumedang kerap memancing pertanyaan. Bagaimana penjelasannya?
Asal Mula Makam Cut Nyak Dien
Cut Nyak Dien merupakan sosok pahlawan nasional asal Aceh dengan semangat perlawanan sangat menggelora. Perjuangan yang beliau lakukan untuk mengusir penjajah membuatnya harus mengalami pengasingan ke tanah Sumedang.
Pengasingan tersebut dilakukan pada 1901 ketika Cut Nyak Dien berusia 58 tahun. Beliau dibawa ke Batavia dari Aceh memakai kapal laut yang kemudian dilanjutkan ke arah Sumedang. Dalam pengasingannya, Cut Nyak Dien meninggal pada 6 November 1908.
ADVERTISEMENT
Makam Cut Nyak Dien terletak di Kompleks Pemakaman Gunung Puyuh yang merupakan pemakaman leluhur sekaligus makam keluarga.
Penempatan tersebut menjadi bukti bahwa Bupati Sumedang kala itu, Pangeran Aria Suria Atmadja, sangat menghormati sosok sang pahlawan.
Fakta Makam Cut Nyak Dien
Berikut ini berbagai fakta menarik dari makam Cut Nyak Dien:
1. Kompleks Pemakaman
Pemakaman Gunung Puyuh terdiri dari 3 gerbang utama. Gerbang pertama terdapat tulisan Makam Pangeran Soeria Koesoemah Adinata dan Makam Keluarga.
Sedangkan, pada gerbang kedua merupakan pemakaman khusus untuk orang yang berjasa membangun Sumedang.
Makam Cut Nyak Dien terletak pada gerbang ketiga. Selain Cut Nyak Dien, di gerbang tersebut juga terdapat makam Siti Khadijah, Haji Sanusi, dan Haji Husna.
2. Waktu Ditemukan
Mulanya, tak ada masyarakat yang mengetahui di mana makam Cut Nyak Dhien berada. Pasalnya, pihak penjajah Belanda menyembunyikannya.
ADVERTISEMENT
Hingga pada 1959, Gubernur Aceh, Ali Hasan, melakukan pencarian di mana makam sang pahlawan baru ditemukan.
3. Cagar Budaya
Berdasarkan kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten, kompleks Pemakaman Gunung Puyuh dijadikan cagar budaya.
Makam tersebut dilindungi oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2010.
Itu dia sekilas pembahasan mengenai makam Cut Nyak Dien.(LAU)