Konten dari Pengguna

Makna Dasar Internasionalisme Menurut Soekarno dalam Pidato 1 Juni 1945

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
4 Agustus 2024 22:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Hanya Ilustrasi: Makna Dasar Internasionalisme Menurut Soekarno dalam Pidato 1 Juni 1945. Sumber: Deden R/Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Foto Hanya Ilustrasi: Makna Dasar Internasionalisme Menurut Soekarno dalam Pidato 1 Juni 1945. Sumber: Deden R/Pexels.com
ADVERTISEMENT
Pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno berpidato dengan judul “Lahirnya Pancasila”. Di mana dalam pidatonya tersebut terdapat penyebutan dasar internasionalisme.
ADVERTISEMENT
Lantas apa makna dasar internasionalisme yang disampaikan oleh Soekarno dalam pidato 1 Juni 1945 tersebut? Untuk mengetahui jawabannya, simak ulasan berikut ini.

Makna Dasar Internasionalisme yang Disampaikan Soekarno

Foto Hanya Ilustrasi: Makna Dasar Internasionalisme Menurut Soekarno dalam Pidato 1 Juni 1945. Sumber: el jusuf/Pexels.com
Pada Pidato Soekarno tanggal 1 Juli 1945 tentang dasar negara Indonesia, disebutkan lima sila di dalamnya, yakni:
Soekarno dalam pidatonya menjelaskan tentang internasionalisme atau perikemanusiaan. Internasionalisme untuk penyebutan kemanusiaan adalah kebersamaan serta solidaritas berbagai bangsa dan sesama manusia, bukan hanya solidaritas dalam satu bangsa.
Dr. I Made Priana dalam buku berjudul Pancasila Sebagai Misi Gereja menjelaskan bahwa makna internasionalisme atau peri kemanusiaan sesuai paparan Soekarno adalah persaudaraan dunia dan kekeluargaan berbagai bangsa yang tidak saling meremehkan bangsa lain.
ADVERTISEMENT
Prinsip kemanusiaan yang sifatnya internasional harus berhubungan dengan prinsip nasionalisme atau kebangsaan Indonesia dengan lebih erat. Alasannya, karena keduanya saling memerlukan satu sama lain.
Paisol Burlian dalam jurnal Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Raden Fatah Palembang berjudul Pemikiran Soekarno dalam Perumusan Pancasila menjelaskan bahwa prinsip Internasionalisme menurut Soekarno bukanlah kosmopolitanisme yang tidak menginginkan adanya kebangsaan.
Internasionalisme kali ini berkaitan dengan prinsip Kebangsaaan Indonesia pada sila pertama yang diungkapkan oleh Soekarno.
Menurut Soekarno, internasionalisme mempunyai tujuan bukan hanya membangun nasionalisme dalam negeri yang dimerdekakan. Namun, lebih dari itu yakni untuk membangun kekeluargaan bangsa-bangsa.
Era sekarang lebih mudah disebut sebagai usaha membangun kerjasama antar bangsa-bangsa sekaligus membangun perdamaian dunia. Pemikiran tentang dasar Internasionalisme ini digali Soekarno dari budaya bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, rasa kemanusiaan bukanlah ciptaan Soekarno melainkan suatu perasaan yang sudah tumbuh di tengah masyarakat bangsa Indonesia, baik sebelum datangnya agama-agama besar monoteisme atau sesudah kedatangan mereka.
Asas internasionalisme atau perikemanusiaan itu universal. Asas ini mengakui sekaligus memperlakukan manusia sesuai harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan, juga mengakui persamaan derajat, persamaan hak asasi manusia sekaligus kewajiban tanpa membeda-bedakan keturunan, suku, ras, agama, kedudukan sosial, warna kulit, dan sebagainya.
Demikianlah penjelasan tentang makna dasar Internasionalisme yang disampaikan oleh Soekarno dalam pidato 1 Juni 1945. (eK)