Makna Perang Gerilya beserta Sejarahnya

Ilustrasi makna perang gerilya. Sumber: pixabay

Indonesia pasca kemerdekaannya yang dideklamasikan pada 17 Agustus 1945 masih belum sepenuhnya bebas dari peperangan. Salah satu perang yang dilakukan adalah perang gerilya. Makna perang gerilya yaitu taktik dengan cara sembunyi untuk mengelabui musuh.

Dikutip dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial karya Waluyo, strategi perang gerilya menjadi strategi perang yang dinilai paling efektif dalam memenangkan peperangan, bahkan strategi perang gerilya ini juga diikuti oleh negara lain selain Indonesia.

Perang gerilya juga menjadi salah satu bentuk perjuangan bangsa Indonesia demi mempertahankan kedaulatan bangsa yang telah diraih .

Makna Perang Gerilya

Ilustrasi makna perang gerilya. Sumber: pixabay

Makna perang gerilya itu sendiri adalah taktik dalam berperang dengan cara bersembunyi serta melakukan perpindahan tempat dengan cara cepat dan tetap mempertahankan kesenyapan dan dinilai begitu efektif dalam mengelabui hingga melakukan penipuan terhadap musuh pada peperangan.

Taktik yang dipakai dalam strategi perang gerilya sendiri biasanya terdiri atas penghadangan, penyergapan secara tiba-tiba namun halus, sabotase yang dilakukan dengan cara terus berpindah-pindah dar satu tempat ke tempat lainnya.

Tujuan dari taktik atau strategi perang gerilya yaitu untuk memecah konsentrasi musuh dalam perang yang pada akhirnya memudahkan untuk mengelabui dan menipu musuh.

Meskipun perang gerilya sifatnya defensif dan hanya untuk menghindari perpecahan perang langsung dengan pasukan musuh yang banyak, strategi perang gerilya ini cukup bekerja demi memeras tenaga musuh supaya musuh cepat merasa lelah dan lengah.

Sejarah Perang Gerilya

Sejarah perang gerilya dimulai dari penggunaannya di China ole seorang jenderal yang juga seorang ahli strategi bernama Sun Tzi pada abad ke enam sebelum masehi.

Istilah perang gerilya sendiri berasal dari kata guerra de guerrillas yang memiliki arti perang kecil dari Bahasa Spanyol.

Strategi perang gerilya juga dipergunakan oleh seorang berpangkat jenderal bernama Quintus Fabius Maximus dari Republik Romawi di tahun 217 sebelum masehi.

Maximus memiliki sebutan Bapak Perang Gerilya setelah melakukan penyusunan berbagai taktik perang dalam mengalahkan Hannibal Barca yang merupakan Jenderal Kartago.

Demikian penjelasan mengenai makna dan sejarah dari perang gerilya. (ARH)