Konten dari Pengguna

Makna Perjanjian Giyanti beserta Latar Belakang Terjadinya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
15 Juni 2024 21:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi makna Perjanjian Giyanti. Sumber: Baarast Project/pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi makna Perjanjian Giyanti. Sumber: Baarast Project/pexels.com
ADVERTISEMENT
Perjanjian Giyanti adalah perjanjian yang terjadi antara Kerajaan Mataram Islam dengan pihak VOC. Makna Perjanjian Giyanti berhubungan dengan sejarah peradaban Jawa yang akhirnya melahirkan Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat serta Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
ADVERTISEMENT
Sosodoro dalam penelitiannya yang bertajuk Karawitan Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran Pasca Perjanjian Giyanti mengungkapkan bahwa Perjanjian Giyanti lahir karena adanya pergolakan dalam Kerajaan Mataram Islam.
Untuk mengetahui informasi lengkap seputar makna Perjanjian Giyanti, simak penjelasannya dalam artikel berikut.

Latar Belakang Perjanjian Giyanti

Ilustrasi makna Perjanjian Giyanti. Sumber: Han Sen/pexels.com
Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai makna Perjanjian Giyanti, sebaiknya pahami dulu latar belakangnya. Jadi sejarah Perjanjian Giyanti berawal dari konflik internal dalam istana Kasunanan Kartasura yang kala itu menjadi pewaris Kerajaan Mataram islam.
Dalam situasi ini, terdapat tiga tokoh yang turut terlibat dalam konflik internal Kerajaan Mataram Islam, antara lain Susuhunan Pakubuwana II, Sultan Hamengkubuwana I atau Pangeran Mangkubumi, serta Adipati Mangkunegara I atau Raden Mas Said.
ADVERTISEMENT
Susuhunan Pakubuwana II serta Sultan Hamengkubuwana I adalah saudara kandung atau putra dari Amangkurat IV yang menjadi raja Mataram Islam tahun 1719-1726. Sementara itu, Raden Mas Said merupakan cucu dari Amangkurat IV.
Pasca wafatnya Amangkurat IV, Sultan Hamengkubuwana I serta Raden Mas Said merasa berhak memperoleh bagian dari Kasunanan Kartasura. Sayangnya, pihak VOC turut ikut campur dan mendorong Susuhunan Pakubuwana II menjadi raja. Setelah itu, kerajaan pun dipindahkan ke Surakarta.
Hal itu mendorong terjadinya perlawanan yang dimulai dari Raden Mas Said melawan VOC guna menuntut haknya. Selain itu, Pangeran Mangkubumi atau Sultan Hamengkubuwana I juga turut melakukan perlawanan sampai akhirnya bergabung dengan Raden Mas Said.
Pada 1749, Susuhunan Pakubuwana II wafat dan Pangeran Mangkubumi mengklaim dirinya sebagai seorang raja baru. Sayangnya, VOC justru segera melantik Raden Mas Soerjadi sebagai raja. Hal ini menimbulkan perlawanan terhadap VOC semakin menguat. Situasi ini mendorong terjadinya Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755.
ADVERTISEMENT

Makna Perjanjian Giyanti

Perjanjian Giyanti adalah perjanjian perdamaian antara konflik Kerajaan Mataram Islam melawan VOC. Makna Perjanjian Giyanti adalah sebagai bentuk lahirnya Kasunanan Surakarta serta Kesultanan Yogyakarta.
Pasalnya, melalui Perjanjian Giyanti, Kerajaan Mataram Islam akhirnya dibagi menjadi dua kekuasaan yang berada di Yogyakarta di bawah kepemimpinan Sultan Hamengkubuwana I serta di Surakarta dipimpin oleh Susuhunan Pakubuwana III atau Raden Mas Soerjadi.
Demikian informasi mengenai makna Perjanjian Giyanti dan latar belakangnya. [ENF]