Konten dari Pengguna

Manusia Purba yang Ditemukan di Ngandong yang Mengungkap Masa Lampau

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
4 Januari 2025 13:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Manusia purba yang ditemukan di Ngandong. Foto: Pexels.com/adrian vieriu
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Manusia purba yang ditemukan di Ngandong. Foto: Pexels.com/adrian vieriu
ADVERTISEMENT
Manusia purba yang ditemukan di Ngandong menjadi salah satu penemuan penting dalam sejarah evolusi manusia di Indonesia. Fosil-fosil yang ditemukan di lokasi ini memberikan gambaran tentang kehidupan manusia purba pada masa lampau.
ADVERTISEMENT
Keberadaan mereka di Ngandong tidak hanya menunjukkan evolusi fisik, tetapi juga perkembangan pola hidup yang lebih maju dibandingkan manusia purba lainnya.

Manusia Purba yang Ditemukan di Ngandong

Ilustrasi Manusia purba yang ditemukan di Ngandong. Foto: Pexels.com/Serena Koi
Manusia purba yang ditemukan di Ngandong adalah Homo Soloensis, sebuah spesies yang menunjukkan ciri evolusi lebih maju dibandingkan Homo Erectus.
Dikutip dari blorakab.go.id, penemuan ini dilakukan oleh Willem Frederik Florus Oppenoorth, Carel ter Haar, dan G.H.R. von Koenigswald pada periode 1931–1933 di sebuah daerah bernama Ngandong, yang terletak di tepi Sungai Bengawan Solo.
Penemuan tersebut meliputi 11 tengkorak manusia purba, pecahan parietal, serta lima tulang infra-tengkorak, termasuk dua tulang tibia.
Homo Soloensis memiliki tengkorak berukuran besar dengan volume otak rata-rata 1.100 cc, yang lebih tinggi dibandingkan Homo Erectus dari Sangiran dan Trinil.
ADVERTISEMENT
Atap tengkoraknya berbentuk lebih bundar dan tinggi, menunjukkan perkembangan otak yang lebih baik.
Kehidupan Homo Soloensis juga lebih maju dibandingkan manusia purba lainnya, dengan bukti penggunaan alat seperti serpihan batu, tulang binatang, dan ujung tombak.
Ngandong, sebuah dusun di tengah hutan jati Kecamatan Kradenan, menyimpan banyak jejak sejarah manusia purba.
Fosil mamalia yang ditemukan bersama Homo Soloensis menunjukkan bahwa lingkungan tersebut pernah dihuni oleh berbagai jenis fauna yang hidup dalam kondisi vegetasi terbuka.
Iklim yang lebih kering atau dingin mendukung perkembangan kehidupan Homo Soloensis yang menunjukkan kemampuan adaptasi tinggi terhadap perubahan lingkungan.
Sebagai tahap akhir evolusi Homo Erectus di Indonesia, Homo Soloensis menampilkan ciri-ciri fisik dan kemampuan yang lebih maju.
ADVERTISEMENT
Dengan alat-alat sederhana namun efektif, mereka mampu memanfaatkan lingkungan untuk bertahan hidup. Hal ini menjadikan mereka sebagai bukti nyata perkembangan manusia purba dalam menghadapi tantangan zaman.
Secara keseluruhan, manusia purba yang ditemukan di Ngandong menandai puncak evolusi Homo Erectus di Indonesia. Keberadaan mereka memberikan wawasan penting tentang kemampuan adaptasi dan perkembangan intelektual manusia purba di masa lampau. (Kh)