Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Masa Keruntuhan Kerajaan Cirebon Islam beserta Peninggalannya
20 April 2024 22:41 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kerajaan Cirebon Islam adalah kerajaan Islam di pulau Jawa yang punya sejarah panjang dan penuh makna. Sayangnya kerajaan ini harus mengalami keruntuhan Kerajaan Cirebon Islam karena fitnah dari Sultan Amangkurat I.
ADVERTISEMENT
Letak pasti Kerajaan Cirebon Islam sendiri ada di pesisir Utara Pulau Jawa. Kerajaan Cirebon Islam termasuk salah satu kerajaan yang berkembang secara politik, sosial, budaya, dan ekonomi selama berabad-abad.
Dikutip dari buku Sejarah Perjuangan Umat Islam Indonesia Studi Historis Perjuangan Umat Islam di Pulau Jawa karya Dr. Abdul Haris, M.Pd., berikut keruntuhan dari Kerajaan Cirebon Islam yang penuh makna.
Keruntuhan Kerajaan Cirebon Islam
Runtuhnya Kerajaan Cirebon disebabkan oleh fitnah yang ditimbulkan oleh Sultan Amangkurat I. Kerajaan Cirebon Islam merupakan kerajaan yang dibangun Syekh Sarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati pada tahun 1479.
Pada dasarnya, runtuhnya Kerajaan Cirebon Islam terjadi sejak Panembahan Ratu II (Pangeran Girilaya) meninggal dunia. Wafatnya panembahan bukan tanpa sebab, tetapi karena dibunuh saat berkunjung ke Kesultanan Mataram.
ADVERTISEMENT
Kunjungan tersebut dilakukan untuk menemui sang menantu dan mertua, yaitu Amangkurat I sebagai mertua Pangeran Girilaya. Waktu itu Pangeran membawa kedua anaknya yang bernama Pangeran Mertawijaya dan Pangeran Kertawijaya.
Saat ingin kembali ke Kerajaan, kedua anak Pangeran Girilaya tidak diperbolehkan untuk pulang ke Cirebon. Kedua anak ini memang seharusnya di tinggal agar tidak menjadi penerus Kerajaan Cirebon Islam.
Selain itu, keruntuhan Kerajaan Cirebon Islam tidak terlepas dari kehadiran VOC yang menduduki Indonesia. Apalagi konflik internal dalam kerajaan juga menjadi penyebab runtuhnya kerajaan ini.
Panembahan Ratu II setelah kembali ke wilayah Kerajaan Cirebon Islam mendapat fitnah dari mertuanya, Amangkurat I. Sultan Amangkurat I menuduh Panembahan Ratu II agar kekuasaan Mataram bisa dijatuhkan.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya sendiri, tetapi Sultan Amangkurat I melakukan fitnah dengan meminta bantuan dari Banten. Hal ini membuat Panembahan Ratu II diasingkan di Surakarta hingga wafat pada tahun 1667.
Kematian Panembahan Ratu II justru dimanfaatkan Mataram untuk mengambil alih Kerajaan Cirebon Islam secara sepihak. Sehingga memicu kemarahan Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten, ini membuat Kerajaan Cirebon terpecah menjadi tiga bagian.
Jadi dapat disimpulkan bahwa keruntuhan Kerajaan Cirebon Islam terjadi karena fitnah yang ditimbulkan oleh Sultan Amangkurat I.(DSI)