Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Masa Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya dan Kaitannya dengan Majapahit
15 Januari 2024 22:53 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masa keruntuhan Kerajaan Sriwijaya memang sangat menarik untuk diketahui. Pasalnya, banyak orang yang penasaran bagaimana bisa Kerajaan Maritim terbesar di Nusantara ini runtuh dan hancur.
ADVERTISEMENT
Salah satu hal yang membuat Kerajaan Sriwijaya hancur habis-habisan adalah kekalahan dalam pertarungan melawan Majapahit. Namun, hal ini juga didukung oleh faktor lain. Apa saja? Simak di sini.
Masa Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya dan Faktornya
Kalah Dari Maja Pahit
Masa keruntuhan Kerajaan Sriwijaya terjadi tahun 1377 karena kalah dari Majapahit , yang pada saat itu berhasil menaklukkan kerajaan-kerajaan di sekitarnya.
Pada masa kepemimpinan Balaputradewa sebagai raja kesepuluh, Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya, namun nasib berbalik ketika kekuasaannya di Jawa melemah.
Prasasti Nalanda yang ditemukan di India mencatat kehilangan kekuasaan tersebut. Serangan dari Kerajaan Medang pada tahun 990-an, yang dipimpin oleh Sri Cudamani Warmadewa, menandai awal dari periode sulit bagi Sriwijaya.
Menurut Munoz (2006), serangan tersebut terjadi antara 988 hingga 992, namun Sriwijaya berhasil memukul mundur musuhnya pada saat itu. Tetapi keberhasilan ini tidak berlangsung lama.
ADVERTISEMENT
Serangan dari Kerajaan Chola
Masuk ke abad ke-11, Kerajaan Chola dari India Selatan, di bawah pimpinan Raja Rajendra Chola I, melancarkan serangan pada tahun 1017 dan 1025. Pada periode ini, Sangrama-Vijayottunggawarman memimpin Sriwijaya.
Serangan ini tidak hanya mengakibatkan pendudukan beberapa daerah Sriwijaya, tetapi juga mempengaruhi struktur kekuasaan di dalamnya.
Menurut catatan Sastri K. A. N dalam The Cholas (1935), kerajaan bawahan Sriwijaya yang sebelumnya telah ditaklukkan kini boleh memerintah tetapi harus tunduk pada pihak Chola.
Dampaknya, kekuatan Sriwijaya merosot secara signifikan. Upaya untuk mendapatkan kembali pamor sebagai penguasa Sumatera tidak berhasil sepenuhnya, dan Sriwijaya terus mengalami penurunan kekuasaan.
Pengaruh Geohistori
Pengaruh geohistori pada Kerajaan Sriwijaya, seperti dijelaskan oleh I Nyoman Bayu Pramartha, memperkuat pemahaman bahwa Sriwijaya berjuang untuk memulihkan kejayaannya.
ADVERTISEMENT
Meskipun ada usaha untuk merebut kembali posisinya sebagai penguasa Sumatera, namun kendati upaya tersebut tidak mencapai kesuksesan seperti sebelumnya.
Ketidakstabilan dan tekanan eksternal ini membuka pintu bagi kemunculan Kerajaan Majapahit. Kelemahan Sriwijaya memberikan peluang bagi Majapahit untuk tumbuh dan mengokohkan kekuasaannya di Nusantara.
Dengan demikian, masa keruntuhan Sriwijaya memainkan peran kunci dalam membentuk lanskap politik dan sejarah Majapahit, yang kemudian menjadi kekuatan dominan di wilayah tersebut.
Dalam keseluruhan konteks sejarah, keruntuhan Kerajaan Sriwijaya menjadi poin penting yang terkait erat dengan ascensi Majapahit, memperlihatkan pergeseran kekuatan politik di kepulauan Indonesia pada masa itu. (RN)