Konten dari Pengguna

Masyarakat Karen: Suku Leher Panjang dan Sederet Fakta Menariknya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
3 Mei 2023 19:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Suku Leher Panjang. Sumber: RM Nunes/pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Suku Leher Panjang. Sumber: RM Nunes/pexels.com
ADVERTISEMENT
Setiap masyarakat etnis umumnya memiliki kebiasaan uniknya sendiri, seperti halnya Suku Leher Panjang atau Suku Karen. Sesuai namanya, Suku Karen memiliki kebiasaan unik dengan memanjangkan leher.
ADVERTISEMENT
Suku Karen dapat ditemui di beberapa wilayah Asia Tenggara, seperti Myanmar dan Thailand. Menurut Dania dalam Rethinking Sustainable Development Goals (SDGs) Among Karen “Longneck” Women Hill Tribe in Northern Thailand, Suku Karen merupakan cabang dari masyarakat etnis Kayan Burma.
Untuk mengenal lebih jauh tentang Suku Leher Panjang ini, baca artikel ini hingga tuntas.

Fakta Menarik Suku Karen

Ilustrasi Suku Leher Panjang. Sumber: Kamionskay/pexels.com
Suku Karen atau disebut juga dengan Suku Leher Panjang adalah masyarakat etnis yang populasi ya menyebar di wilayah Thailand-Myanmar.
Masyarakat ini memiliki beragam kebiasaan unik yang menjadi identitasnya. Berikut adalah beragam fakta menarik dari Suku Karen.

1. Kebiasaan Memanjangkan Leher

Fakta menarik Suku Karen yang pertama adalah kebiasaan memanjangkan leher. Leher panjang dari Suku Karen tidak didapatkan sejak lahir, tetapi muncul karena upaya memanjangkannya sebagai salah satu ciri khas mereka.
ADVERTISEMENT
Biasanya, tradisi memanjangkan leher ini dilakukan oleh kaum perempuan. Namun, tidak semua perempuan Karen akan memanjangkan leher.
Tradisi memanjangkan leher ini hanya dilakukan oleh Suku Karen Padaung. Suku Karen Padaung ini mayoritas berada di Myanmar dan Thailand sebelah utara.
Leher panjang ini didapatkan dengan menumpuk cincin kuningan sejak kecil. Hal tersebut dilakukan agar leher perempuan menjadi panjang. Uniknya, semakin bertambah usia seseorang, cincin kuningan tersebut juga semakin banyak.
Cincin kuningan umumnya hanya dilepas ketika perempuan Karen menikah, melahirkan, dan meninggal.

2. Persebaran Suku Karen

Suku Karen atau Suku Leher Panjang tidak hanya dijumpai di satu negara saja. Suku Karen ini berasal dari dataran tinggi Tibet yang kemudian melakukan migrasi di Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Karen melakukan migrasi karena adanya konflik bersenjata yang terjadi antara pemerintah Burma dan nasionalis Karen pada tahun 1950.

3. Fakta di Balik Leher Panjang

Ada fakta menarik di balik Suku Leher Panjang, yaitu adanya tumpukan cincin kuningan di leher perempuan Karen ini bertujuan untuk melindungi diri dari serangan harimau.
Hal tersebut disebabkan oleh kisah sebelumnya bahwa ada perempuan Karen yang terbunuh oleh harimau.
Oleh sebab itu, pemimpin Suku Karen masa itu sepakat untuk tetap menggunakan cincin kuningan pada leher perempuan Karen agar melindungi diri dari kepunahan.
Setelah perkembangan zaman, tidak semua perempuan Karen harus mengenakan cincin kuningan. Hanya beberapa anak perempuan yang lahir di waktu tertentu saja wajib melanjutkan tradisi ini.
Pada umumnya, cincin kuningan ini dikenakan ketika anak perempuan menginjak usia 5-6 tahun dan dimulai dengan 5 cincin dan bertambah menjadi 2 buah setiap tahunnya. Demikian beragam informasi menarik mengenai Suku Leher Panjang yang dikenal memiliki kebiasaan unik untuk memanjangkan leher para perempuan. (ENF)
ADVERTISEMENT