Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Memahami Penyebab Kegagalan Sistem Sewa Tanah di Hindia Belanda
17 Oktober 2023 20:34 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sistem sewa tanah merupakan kebijakan yang diterapkan oleh Thomas Stamford Raffles, sayangnya sistem ini juga mengalami kegagalan. Salah satu penyebab kegagalan sistem sewa tanah di Hindia Belanda adalah masyarakat desa yang belum mengenal sistem uang.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, sistem sewa tanah adalah pengganti sistem tanam paksa yang memberatkan. Meski begitu, sistem sewa tanah tetap berakhir dengan kegagalan.
Dikutip dari Buku Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SMP Kelas VII karya Anita, S.Pd., M.Pd dan Ridwan, SE., M.Pd, berikut ini beberapa penyebab kegagalan dari sistem sewa tanah.
Penyebab Kegagalan Sistem Sewa Tanah
Pelaksanaan sistem sewa tanah dianggap memiliki banyak kelemahan, sehingga gagal diterapkan di Indonesia. Berikut ini beberapa kegagalan sistem sewa tanah di Indonesia.
1. Masyarakat Desa Belum Mengenal Sistem Uang
Faktor penyebab kegagalan yang pertama adalah kondisi di mana masyarakat desa belum mengenal sistem uang. Sehingga para petinggi negara, terutama penjajahan bisa memonopoli masyarakat dan memberikan uang dalam jumlah kecil.
Sebelum mengenal uang, masyarakat zaman dahulu sudah melakukan transaksi dengan menggunakan praktik barter. Barter adalah pertukaran barang atau jasa untuk barang atau jasa yang dinginkan, misalnya menukar sekarung beras untuk sekantong kacang.
ADVERTISEMENT
2. Sulit Menentukan Besar Kecilnya Pajak Bagi Pemilik Tanah
Para pemerintah menjadi kesulitan untuk menentukan besar kecilnya pajak bagi pemilik tanah. Hal ini karena semua rakyat memiliki tanah yang sama.
Sehingga membuat pajak yang diterapkan tidak sesuai dengan luas tanah yang dimiliki. Ada pemilik dengan tanah yang luas namun hanya membayar pajak murah, sedangkan pemilik dengan tanah cukup sempit harus membayar pajak yang besar.
3. Sulit Menentukan Luas dan Tingkat Kesuburan Tanah
Setiap tanah tentu memiliki karakteristik masing-masing, tergantung dengan lahan yang ditempati, cuaca hingga cara pengelolaannya. Hal ini tentu menimbulkan kesulitan dalam menentukan luas dan tingkat kesuburan tanah.
4. Keterbatasan Jumlah Pegawai
Thomas Stamford Raffles memang sebagai pencetus adanya sistem sewa tanah ini. Namun ia kekurangan pegawai untuk mengelola kebijakan dan sistem sewa tanah ini.
Pengawai yang terbatas membuat sistem sewa tanah tidak bisa berjalan sesuai dengan tujuan.
ADVERTISEMENT
Penyebab kegagalan sistem sewa tanah yang dicetuskan oleh Thomas Stamford Raffles memang mengalami banyak kegagalan. Sistem sewa tanah ini juga diberlakukan di Pulau Jawa, kecuali di Batavia dan Parahyangan. (DSI)