Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Memahami Sejarah dan Isi Perjanjian Bongaya
1 Oktober 2023 23:27 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Perjanjian Bongaya merupakan perjanjian perdamaian yang terjadi antara Kesultanan Gowa dan VOC.
ADVERTISEMENT
Latar belakang perjanjian Bongaya diawali dengan adanya perang besar-besaran antara Kesultanan Gowa dan VOC yang menjalin kerja sama dengan Arung Palakan, Pangeran dari Kerajaan Bone.
Artikel ini akan menjelaskan tentang sejarah dan isi perjanjian Bongaya yang perlu diketahui. Simak pembahasannya di sini.
Sejarah Perjanjian Bongaya
Perjanjian Bongaya merupakan bentuk perjanjian damai antara VOC dengan Kerajaan Gowa untuk mengakhiri konflik dan permasalahan yang terjadi antara keduanya.
Dalam buku Awal Mula Muslim di Bali Kampung Loloan Jembrana Sebuah Entitas Kuno karya Bagenda Ali, perjanjian Bongaya dalam bahasa Belanda disebut sebagai Het Bongaais Verdrag.
Penandatanganan perjanjian Bongaya diawali dengan adanya peperangan besar antara VOC dengan Kesultanan Gowa.
Kala itu, VOC mendapat bantuan dari Arung Palakka, pangerang Bugis dari Kerajaan Bone, melalui politik adu domba atau devide et impera.
ADVERTISEMENT
Sementara Kesultanan Gowa dipimpin oleh Sultan Hasanuddin, yang dikenal sangat anti terhadap pengaruh asing dan memprotes keras kehadiran VOC.
Perlawanan Sultan Hasanuddin kepada VOC mencapai puncaknya pada 1653-1669 M. Di sisi lain, Sultan Hasanuddin juga masih harus melawan Aru Palakka dari Sopeng-Bone di tahun 1660 M.
Akibat mendapat serangan bertubi-tubi dari Belanda dan Arung Palakka, Sultah Hasanuddin pun makin terdesak.
Hingga pada akhirnya, pasukan kerajaan Gowa tidak mampu lagi melawan Belanda yang memiliki senjata canggih serta bantuan dari tentara dari Batavia.
Saat itu, Speelman yang merupakan panglima perang Belanda, akhirnya berhasil membuat Sultan Hasanuddin menandatangani perjanjian.
Isi Perjanjian Bongaya
Perjanjian Bongaya yang ditandatangani oleh Sultan Hassanudin dan VOC pada 18 November 1667 M. Berikut adalah isi perjanjian Bongaya.
ADVERTISEMENT
Akhir Perjanjian Bongaya
Perjanjian Bongaya tidak berlangsung lama karena Sultan Hasanuddin meluncurkan serangan mendadak kepada VOC. Meskipun pada akhirnya Belanda berhasil memukul mundur bahkan menduduki benteng pertahanan Somba Opu.
Sultan Hasanuddin menyerahkan kekuasaan pada putranya, Mappasomba yang kemudian mendapat gelar Sultan Muhammad Ali sebagai Raja Gowa XVII.
Sementara perjanjian Bongaya membuat punggawa dan prajurit kerajaan yang tidak mau tunduk pada VOC pergi dari wilayah Makassar.
Para punggawa dan prajurit inilah yang kemudian membantu penyebaran agama Islam ke berbagai daerah lainnya.
ADVERTISEMENT
Demikian pembahasan mengenai sejarah dan isi perjanjian Bongaya yang perlu diketahui. (SP)