Konten dari Pengguna

Mendalami Filosofi Kuda dalam Kehidupan

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
29 Juni 2024 23:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Filosofi Kuda. Sumber: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Filosofi Kuda. Sumber: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Filosofi kuda salah satunya yakni berkaitan dengan kecerdasan dan sikap bekerja keras. Dikutip dari buku Beternak Kuda oleh Suparman, di Indonesia, kuda banyak dimanfaatkan tenaganya sebagai alat transportasi atau sekadar tunggangan. Sebab kuda dapat terus berjalan hingga 180 km tanpa berhenti karena daya tahannya yang sangat kuat.
ADVERTISEMENT
Kuda tidak hanya sekadar hewan tunggangan, melainkan menyimpan berbagai filosofi yang dapat diterapkan dalam hidup.

Filosofi Kuda untuk Kehidupan

Ilustrasi Filosofi Kuda. Sumber: Unsplash
Tak hanya menjadi kendaraan, kuda juga menjadi simbol prestise. Kuda mempunyai fisik yang kuat dan tangguh sehingga mampu menempuh perjalanan jarak jauh. Peran kuda sangat bermanfaat bagi kehidupan nenek moyang yang harus mencapai perjalanan jauh untuk tetap bertahan hidup.
Berbagai budaya kuno, kuda menjadi simbol kesuksesan dan kemanangan. Sedangkan, menurut kepercayaan Tiongkok Kuno, kuda menjadi unsur energi yang dihormati dan kuat. Hewan satu ini memencarkan energi yang menggambarkan kecepatan, keaktifan, dan terang. Berikut penjelasan lebih lanjut terkait filosofi kuda:

1. Kecerdasan dan Bekerja Keras

Kuda merupakan hewan yang pekerja keras, kuat, dan cerdas. Oleh karena itu hewan ini dipandang sebagai simbol kekuatan, kecerdasan, serta kebebasan. Bahkan dalam penanggalan Tiongkok, orang yang lahir pada sio kuda disebut mempunyai sifat mandiri, cerdas, dan merdeka.
ADVERTISEMENT

2. Selalu Memperbaiki diri

Filosofi kuda berikutnya adalah dalam ajang balapan kuda, penunggang mempersiapkan alat cambuk. Alat tersebut bukan digunakan menyiksa kuda, tapi sebagai alat pemancing kuda supaya berlari kencang. Dari hal ini dapat dipelajari bahwa adanya cambukan akan memberi dorongan bagi kuda untuk semakin kencang.
Cambukan dapat diibaratkan sebagai kritik pada manusia. Semakin banyak kritikan yang diterima, maka manusia dapat semakin memperbaiki diri supaya lebih baik lagi.

3. Bermanfaat untuk Sekitar

Keberadaan kuda memberi berbagai manfaat bagi manusia. Selain menjadi alat transportasi, kuda juga dapat membawa barang maupun sebagai teman. Dari hal ini dapat dipelajari bahwa sejatinya kuda selalu memberi manfaat.
Dari hal tersebut dapat dipelajari bahwa dalam hidup setiap orang harus mampu memberi manfaat kepada sekitar.
ADVERTISEMENT
Nah itu dia sekilas pembahasan mengenai filosofi kuda yang dapat diterapkan dalam kehidupan.(LAU)