Konten dari Pengguna

Mengapa Sriwijaya Disebut Kedatuan Bukan Kerajaan? Ini Jawabannya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
5 Mei 2023 10:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mengapa Sriwijaya disebut kedatuan bukan kerajaan. Sumber: tawatchai/pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengapa Sriwijaya disebut kedatuan bukan kerajaan. Sumber: tawatchai/pexels.com
ADVERTISEMENT
Sriwijaya adalah suatu kedatuan yang berdiri di wilayah Palembang. Salah satu alasan mengapa Sriwijaya disebut kedatuan bukan kerajaan adalah kentalnya aktivitas perdagangan dan persebaran agamanya.
ADVERTISEMENT
Menurut Pradhani dalam Sejarah Hukum Maritim Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit dalam Hukum Indonesia Kini, salah satu aspek yang kuat di Kerajaan Sriwijaya adalah kemaritimannya. Bahkan, Sriwijaya juga memiliki aturan wilayah maritim.
Untuk mengetahui alasan lebih lengkap tentang penyebutan kedatuan pada Kerajaan Sriwijaya, baca penjelasan berikut ini.

Alasan Sriwijaya Disebut Kedatuan

Ilustrasi mengapa Sriwijaya disebut kedatuan bukan kerajaan. Sumber: jcomp/pexels.com
Sriwijaya adalah suatu pemerintahan pada masa kerajaan yang berdiri di wilayah Palembang, Sumatra Selatan sekitar abad ke-7 sampai ke-13. Masyarakat lebih akrab menyebut Sriwijaya sebagai kedatuan dibandingkan kerajaan karena beberapa faktor pendukungnya.
Adapun beberapa alasan mengapa Sriwijaya disebut kedatuan bukan kerajaan adalah sebagai berikut.

1. Sistem Pemerintahan Kurang Kuat

Salah satu alasan mengapa Sriwijaya disebut kedatuan bukan kerajaan adalah sistem pemerintahan yang dijalankan pada masa itu kurang kuat.
ADVERTISEMENT
Pada umumnya, kerajaan-kerajaan yang berdiri di masa itu menjalankan sistem pemerintahan dan politik yang sangat kuat. Lain halnya dengan Sriwijaya, mereka tidak menerapkan sistem tersebut dengan kental.

2. Pusat Perdagangan

Dibandingkan disebut sebagai kerajaan, Sriwijaya saat itu lebih berfokus pada bidang perdagangan. Oleh sebab itu, wilayah ini menjadi pusat perdagangan yang besar.
Hal itu dapat ditunjukkan dengan jejaring perdagangan yang cukup luas, bahkan mencapai luar negeri, seperti Arab, India, hingga Tiongkok.

3. Penyebaran Agama

Selain dua alasan di atas, Sriwijaya juga disebut dengan kedatuan karena adanya proses penyebaran agama yang kuat. Di masa itu, Sriwijaya memberikan pengaruh besar dalam persebaran agama Buddha di wilayah sekitar Sumatra Selatan hingga Asia Tenggara.

4. Sistem Pemerintahan Fleksibel

Dibandingkan harus mengatur sistem pemerintahan dengan ketat, Sriwijaya memilih aturan yang fleksibel. Kedatuan Sriwijaya tidak menerapkan sistem raja secara langsung.
ADVERTISEMENT
Pemilihan pemimpin kedatuan tersebut dilakukan oleh seorang perdana menteri atau mahapatih yang sebelumnya dipilih oleh para bangsawan.
Akibat dari alasan-alasan di atas itulah, Sriwijaya lebih tepat untuk disebut sebagai kedatuan atau daerah kekuasaan dibandingkan dengan sebutan kerajaan.
Demikian beberapa penjelasan mengenai alasan mengapa Sriwijaya disebut kedatuan bukan kerajaan. Semoga informasi ini bisa bermanfaat. [ENF]