Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Mengapa Sultan Hasanuddin Menandatangani Perjanjian Bongaya? Ini Jawabannya
27 Oktober 2023 22:57 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Mengapa Sultan Hasanuddin menandatangi perjanjian Bongaye? Dalam buku Historiografi Perbudakan Sejarah Perbudakan di Sulawesi yang ditulis oleh Anwar Thosibo, pada tanggal 18 November 1667, Sultan Hasanuddin dari Kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan menandatangani Perjanjian Bongaya dengan Belanda.
ADVERTISEMENT
Tindakan ini menjadi sebuah momen penting dalam sejarah Nusantara, karena banyak pertimbangan yang kompleks dan beragam mendorong Sultan Hasanuddin untuk mengambil langkah tersebut.
Mengapa Sultan Hasanuddin Menandatangani Perjanjian Bongaya?
Ada beberapa alasan yang mendasari Sultan Hasanuddin menandatangani Perjanjian Bongaya. Diantaranya adalah:
1. Kekuatan Militer Belanda
Salah satu alasan utama Sultan Hasanuddin menandatangani Perjanjian Bongaya adalah kekuatan militer Belanda. Belanda telah lama menjadi ancaman bagi Kerajaan Gowa dengan pasukan yang dilengkapi senjata canggih dan dukungan dari pusat administrasi kolonial Belanda di Batavia.
Sultan Hasanuddin menyadari bahwa melanjutkan perlawanan bersenjata akan sulit menghadapi pasukan yang lebih kuat.
2. Kelelahan Perang
Konflik yang berlangsung bertahun-tahun telah membebani Kerajaan Gowa. Sultan Hasanuddin mungkin merasa bahwa perang yang terus-menerus akan merugikan lebih banyak orang dan merusak kerajaannya secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Tanda-tanda kelelahan ini mungkin telah mendorongnya untuk mencari solusi damai.
3. Kondisi Ekonomi
Wilayah Gowa sangat strategis dalam perdagangan Nusantara. Konflik dengan Belanda telah mengganggu perekonomian kerajaan.
Dengan menandatangani perjanjian, Sultan Hasanuddin mungkin berharap untuk memulihkan perekonomian kerajaannya yang terhambat akibat perang.
4. Strategi Perang Lanjutan
Menandatangani Perjanjian Bongaya mungkin adalah langkah awal dalam rencana yang lebih besar.
Sultan Hasanuddin bisa saja berencana untuk mempersiapkan strategi perang yang lebih bijak untuk menggabungkan pasukan dan mendapatkan dukungan dalam perjuangan melawan penjajah Belanda di masa depan.
5. Menjaga Kepentingan Kerajaan
Meskipun perjanjian ini tampak merugikan bagi Kerajaan Gowa, Sultan Hasanuddin mungkin mempertimbangkan bahwa dengan mengikuti perjanjian, ia dapat mempertahankan beberapa benteng kekuasaan dan mencegah kehancuran total kerajaannya.
Ini bisa menjadi cara untuk memastikan kelangsungan kerajaan dan kepentingan rakyatnya.
ADVERTISEMENT
Perjanjian Bongaya bukanlah tanda kekalahan Sultan Hasanuddin atau kerajaan-kerajaan Nusantara lainnya, tetapi lebih merupakan respons cerdik terhadap situasi yang kompleks dan penuh tekanan pada masa itu.
Tindakan Sultan Hasanuddin untuk menandatangani perjanjian ini mencerminkan kebijakan yang cermat untuk melindungi kepentingan kerajaannya dan melanjutkan perjuangan melawan penjajahan Belanda dengan cara yang lebih bijak dan strategis.
Itulah lima alasan mengapa Sultan Hasanuddin menandatangani Perjanjian Bongaya. (DAI)