Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal 4 Tradisi Suku Asmat yang Unik
2 Juli 2023 21:36 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ada berbagai tradisi suku asmat yang terkesan unik dan berbeda dari suku lainnya. Dikutip dari buku Suku Bangsa Dunia dan Kebudayaannya, suku Asmat merupakan sebuah suku yang berada di Papua. Suku ini dikenal dengan hasil ukiran kayu yang unik.
ADVERTISEMENT
Selain mengenai ukiran kayunya, ternyata Suku Asmat juga mempunyai berbagai tradisi unik. Apa saja?
Berbagai Tradisi Suku Asmat
Sebagai salah satu suku yang terkenal dari Papua, berikut ini beberapa tradisi yang dimiliki suku Asmat:
1. Mumi
Tradisi Suku Asmat yang pertama adalah mengawetkan jasad orang yang sudah meninggal dunia atau mumifikasi. Tidak sembarang orang dapat diawetkan, melainkan hanya untuk kepala adat atau kepala suku. Setelah jasad kepala suku diawetkan, mumi tersebut akan dipajang di depan rumah adat suku Asmat.
2. Upacara Mbismbu
Mbismbu merupakan ukiran patung tonggak kerabat atau nenek moyang yang telah meninggal dunia. Upacara satu ini dianggap sangat bermakna karena sebagai usaha untuk selalu mengingat kerabat yang telah tiada. Dalam upacara ini, apabila kerabat tersebut meninggal karena dibunuh maka mereka akan membalas dendam dengan cara membunuh juga.
ADVERTISEMENT
3. Upacara Tysimbu
Selain itu, perahu juga akan diberi ukiran dengan gambar keluarga yang sudah wafat, gambar binatang, atau lain sebagainya. Perahu tersebut juga akan dihiasi menggunakan sagu. Sebelum tradisi tersebut dilakukan, keluarga besar akan berkumpul terlebih dahulu di rumah kepala suku untuk pertunjukan berupa nyanyian dan tari yang diiringi tifa.
4. Upacara Yentpokmbu
Upacara berikurnya bernama yentpokmbu. Sudah menjadi tradisi bagi suku asmat untuk memberi nama rumah bujang dengan nama marga sang pemilik. Rumah tersebut adalah bangunan yang difungsikan untuk kegiatan religius maupun nonreligius.
Selain itu, rumah bujang juga sering digunakan untuk berkumpulnya keluarga. Apabila terjadi penyerangan, maka anak-anak dan perempuan tidak boleh memasukinya.
Itulah 4 tradisi unik yang dimiliki suku Asmat.(LAU)
ADVERTISEMENT